Belajar dari Perjuangan Eri

by -755 Views
Yuk Viralkan

Inilah Kisah Haru Anak Petani Mendapatkan Beasiswa S2 ke Jepang, Kamu juga Pasti Bisa!

Eri Sahabudin adalah pemuda asal lombok yang berhasil memperoleh beasiswa LPDP program magister di University Of Tsukuba, Jepang. Ia lahir di Dusun Lebah Munte, pedalaman Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Ia merupakan anak kesepuluh dari sepuluh bersaudara yang lahir dari keluarga serba terbatas. Selain itu ia adalah satu-satunya yang berhasil mencicipi vangku kuliah.

Menengok Perjuangan Eri, Dari Sekolah Dasar Hingga Kuliah

Eri Sahabudin terlahir dari orangtua yang hanya bekerja sebagai buruh tani, sehingga ia harus mulai bekerja sejak berada di jenjang SD. Untuk jajan dan membeli buku sekolah, ia harus berjualan es mambo yang diambil dari tetangganya karena ia tak mendapat uang jajan dari orangtuanya. Untuk seragam sekolah, ia hanya menggunakan seragam bekas kakaknya yang ukurannya besar dan celana sekolahnya pun bolong di bagian belakang.

Kemudian, pada tahun 2004, Eri berhasil lulus dari SDN 2 Lembah Sempaga. Setelah lulus SD, ia berhenti sejenak untuk mengumpulkan uang agar bisa membeli seragam SMP. Saat berhenti sekolah selama setahun, Eri bekerja sebagai penjual cilok di pagi hari dan tukang cuci piring di sore hari.

Pada tahun 2005 Eri pun berhasil mengumpulkan uang sebanyak 500.000 untuk membeli seragam sekolah dan ia pun mendaftar ke sekolah SMP sembari tetap berjualan cilok untuk memenuhi kebutuhan sekolahnya. Saat belajar di sekolah SMP yang jaraknya sekitar 3KM dari rumahnya, Eri berhasil meraih pristasi yang sangat bagus, ia berhasil menjadi bintang kelas hingga juara umum disekolahnya.

Tak hanya itu, saat duduk di kelas 2 SMP, Eri ditunjuk sebagai ketua OSIS dan juga aktif di organisasi pramuka. Kemudian pada tahun 2008 ia berhasil lulus dari SMP dan langsung melanjutkan ke jenjang SMA di SMA 1 Narmada yang menerima Eri melalui Surat Keterangan Tidak Mampu.

Saat duduk dijenjang SMA, Eri bekerja sebagai pembantu pembina pramuka SD agar bisa memperoleh uang untuk makan dan lain-lain. Di SMA, Eri ditempatkan di kelas unggulan bersama anak-anak orang kaya yang kebanyakkan les privat dan berhasil menjadi juara kelas meskipun hasil tes IQnya rendah. Kemudian pada tahun 2011 Eri mengikuti tes penerimaan jalur undangan bersama teman-temannya dan diterima di Universitas Brawijaya pada Prodi Ilmu Kelautan FPIK.

Oleh karena keterbatasan ekonomi keluarganya, Eri hampir tidak jadi melanjutkan kuliahnya di Universitas Brawijaya. Selang tiga hari sebelum pendaftaran ulang, Eri mendapatkan bantuan ongkos untuk berangkat ke Malang dari patungan guru-gurunya di sekolah. Saat berada di semester pertama kuliahnya, Eri mengalami pase-pase tersulit dalam kehidupannya, ia sempat diusir dari kos, hingga harus tinggal berpindah-pindah hingga akhirnya menjadi takmir masjid sampai lulus.

Prestasi yang ia dapatkan pun sangat membanggakan. Ia berhasil meraih beasiswa bidik misi dari universitas, IP nya selalu di atas 3,5 meskipun harus berjualan kopi untuk hidup.

Pada tahun 2013 ia menjabat sebagai Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FPIK, pernah 2 kali mengikuti program Kreatif Mahasiswa (PKM) DIKTI, tahun 2014 lolos program mahasiswa wirausaha, tahun 2015 meraih gelar sarjana kelautan (S.kel) berpredikat cumlaude dengan IPK 3,70 dan pada tahun 2016 berhasil mendapatkan beasiswa LPDP untuk meneruskan program master (S2) ke University Of Tsukuba, Jepang. Kisah perjuangan Eri Sahabudin memberikan motifasi pada generasi muda untuk terus berani bermimpi untuk masa depan cerah.


Yuk Viralkan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *