Kejatuhan Sheikh Hasina: Dugaan Konspirasi Amerika di Balik Sengketa Pulau Saint Martin
Mantan Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina, baru-baru ini membuat pernyataan kontroversial yang mengejutkan dunia internasional.
Setelah terjadinya protes keras di negaranya yang menyebabkan dia mencari perlindungan di India, Hasina mengklaim bahwa kejatuhannya telah diatur oleh Amerika Serikat.
Klaim ini didasarkan pada penolakannya untuk menyerahkan kedaulatan atas Pulau Saint Martin, sebuah pulau kecil di Teluk Benggala, kepada Amerika Serikat.
Dalam pernyataannya, Sheikh Hasina mengungkapkan bahwa dia bisa tetap berkuasa jika saja dia bersedia menyerahkan Pulau Saint Martin dan membiarkan Amerika Serikat menguasai Teluk Benggala selama beberapa tahun.
Rumor tentang keinginan Amerika untuk menguasai Pulau Saint Martin telah beredar sebelumnya.
Pulau ini memiliki luas sekitar 3 km persegi dan terletak di bagian timur laut Teluk Benggala, sekitar 9 km di selatan ujung Semenanjung Cox Bazar, Teknaf. Pulau ini merupakan bagian paling selatan dari Bangladesh.
Mengapa Amerika Serikat menginginkan pulau Saint Martin
Teluk Benggala memiliki kepentingan strategis yang sangat tinggi, karena terletak di jalur komunikasi laut yang menghubungkan China, Jepang, dan Korea dengan Timur Tengah serta Afrika.
Sebagian besar perdagangan dunia melewati jalur ini, menjadikannya penting bagi kebijakan Amerika mengenai Indo-Pasifik yang bebas, terbuka, dan inklusif—sebuah eufemisme untuk mengekang kebangkitan China.
Pemerintahan Sheikh Hasina memang berselisih dengan Amerika Serikat, yang menjadikan Bangladesh sebagai titik fokus dalam agenda promosi demokrasinya.
Pada bulan Desember 2021, Amerika Serikat pernah memberikan sanksi kepada pasukan keamanan elit Bangladesh atas dugaan pembunuhan di luar proses hukum dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya.
Desakan Amerika untuk menjadikan Bangladesh sebagai contoh telah memperburuk hubungan antara kedua negara dan mendorong Bangladesh lebih dekat dengan Rusia dan China.
Klaim ini bukan pertama kalinya muncul. Sekitar awal tahun ini, Sheikh Hasina pernah mengungkapkan kepada aliansi 14 partainya bahwa negara-negara Barat menawarkannya dukungan untuk terpilih kembali tanpa kerumitan dalam pemilu, dengan syarat dia mengizinkan negara asing mendirikan pangkalan di Bangladesh.
Namun, saat itu Hasina tidak menyebut nama Amerika secara langsung.
Meskipun Pulau Saint Martin berada di bawah yurisdiksi Bangladesh, jaraknya hanya 8 km dari pantai Myanmar.
Di sebelah utara pulau ini terdapat daratan Bangladesh, sementara di sebelah barat dan selatan terhampar luasnya Teluk Benggala. Pulau ini juga hanya berjarak sekitar 9 km dari Teknaf di distrik Cox Bazar.
Pangkalan Militer China di Bangladesh
Pada tahun 2023, pemerintahan Sheikh Hasina meluncurkan pangkalan kapal selam pertama di negara itu di Cox Bazar.
Pangkalan ini, yang dibangun dengan bantuan China berdasarkan kontrak yang ditandatangani pada September 2019, mampu menampung hingga enam kapal selam dan delapan kapal angkatan laut secara bersamaan.
Artinya, di masa depan, kapal selam China juga bisa berlabuh di pangkalan itu. Jika Pulau Saint Martin diambil alih oleh Amerika Serikat, tempat itu dapat digunakan untuk memantau aktivitas China di wilayah tersebut.
Teluk Benggala, yang terletak di antara India, Myanmar, dan Bangladesh, berada di salah satu titik strategis terpenting di dunia, yaitu Selat Malaka yang menghubungkan Samudra Hindia dengan Laut Cina Selatan.
Pangkalan militer di Teluk Benggala akan memberikan Amerika Serikat kekuatan untuk mengawasi dan mengendalikan titik-titik sempit ini.
China pun menyadari geografi maritimnya yang terbatas dan tidak menguntungkan. Negara itu telah lama mencari akses ke Teluk Benggala.
Namun, dengan keluarnya Sheikh Hasina dari Bangladesh, rencana China mungkin akan mengalami hambatan di wilayah ini. Sementara itu, India dan Amerika Serikat, yang merupakan rival utama China, dapat memanfaatkan situasi ini untuk keuntungan mereka sendiri.
Kesimpulan
Kejatuhan Sheikh Hasina dan klaimnya tentang keterlibatan Amerika Serikat dalam konspirasi ini menunjukkan kompleksitas geopolitik di Asia Selatan.
Pulau Saint Martin dan Teluk Benggala, yang kecil namun sangat strategis, kini menjadi pusat dari permainan kekuatan besar yang melibatkan Amerika Serikat, China, dan India.
JogjaPost Jogja News Today. Presenting a variety of interesting information both local Jogja, national and even international. Follow us on Google News and other social media.