Al Yassin Peluncur Roket Penghancur Tank IDF

by -418 Views
RPG 7 (inspirasi Al Yassin) yang digunakan oleh tentara Romania(wikipedia)
RPG 7 (inspirasi Al Yassin) yang digunakan oleh tentara Romania(wikipedia)

Latar Belakang dan Sejarah Pengembangan

Peluncur roket Al Yassin TBG 105mm merupakan senjata anti-tank yang dikembangkan oleh sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, di Jalur Gaza. Nama “Al Yassin” diambil untuk menghormati Sheikh Ahmed Yassin, salah satu pendiri Hamas yang tewas dalam serangan udara Israel pada tahun 2004.

Senjata ini dirancang untuk menghancurkan tank-tank milik Pasukan Pertahanan Israel (IDF), yang dikenal dengan kekuatan dan daya tahannya yang tinggi.

Peluncur roket ini merupakan hasil dari upaya perlawanan terhadap dominasi militer Israel di wilayah Palestina. Pengembangannya menggambarkan tekad kelompok militan Palestina untuk menciptakan senjata yang mampu menandingi teknologi militer Israel, meskipun dengan sumber daya yang sangat terbatas.

Desain dan Spesifikasi

Al Yassin TBG 105mm dirancang sebagai peluncur roket dengan kaliber 105mm.

Senjata ini memiliki kemampuan penetrasi yang cukup tinggi, yang menjadikannya efektif dalam menghancurkan lapisan baja tank dan kendaraan lapis baja IDF.

Desain senjata ini juga disesuaikan dengan kebutuhan medan perang di Jalur Gaza, yang seringkali terjadi di kawasan perkotaan dengan jarak tembak yang relatif dekat.

Peluncur roket ini biasanya dilengkapi dengan sistem pengarah optik yang sederhana namun efektif, memungkinkan penembak untuk mengarahkan proyektil dengan presisi yang cukup tinggi.

Meskipun tidak sebanding dengan sistem panduan canggih yang digunakan oleh militer modern, kemampuan penetrasi dan daya hancur dari roket ini tetap menjadi ancaman serius bagi kendaraan lapis baja Israel.

Penggunaan di Medan Tempur

Peluncur roket Al Yassin TBG 105mm telah digunakan secara luas oleh Brigade Al-Qassam dan kelompok militan lainnya dalam berbagai konflik antara Palestina dan Israel.

Salah satu alasan utama pengembangan senjata ini adalah untuk menghadapi tank-tank modern milik IDF, seperti Merkava, yang memiliki lapisan baja yang sangat tebal dan sistem perlindungan yang canggih.

Senjata ini telah terbukti efektif dalam serangan jarak dekat, terutama di lingkungan perkotaan yang padat di Jalur Gaza.

Tank dan kendaraan lapis baja IDF sering menjadi target utama serangan roket ini, dan dalam beberapa kasus, peluncur roket Al Yassin berhasil menembus lapisan baja tank Merkava, yang dikenal sebagai salah satu tank paling kuat di dunia.

Keterbatasan dan Tantangan

Meskipun efektif dalam beberapa situasi, peluncur roket Al Yassin TBG 105mm memiliki beberapa keterbatasan.

Salah satunya adalah jarak tembak yang relatif pendek, yang membuat penembak harus mendekati target dengan risiko tinggi.

Selain itu, tanpa sistem panduan canggih, roket ini membutuhkan keterampilan yang cukup tinggi dari penembak untuk mencapai akurasi yang memadai.

Selain itu, meskipun roket ini mampu menembus baja tank IDF dalam beberapa kasus, lapisan perlindungan reaktif dan teknologi pertahanan aktif yang digunakan pada tank-tank modern semakin menyulitkan roket seperti Al Yassin untuk benar-benar menghancurkan kendaraan tersebut.

Dampak Strategis dan Psikologis

Meskipun peluncur roket Al Yassin TBG 105mm mungkin tidak sebanding dengan senjata anti-tank yang lebih canggih yang digunakan oleh militer-militer besar di dunia, senjata ini tetap memberikan dampak strategis dan psikologis yang signifikan dalam konflik antara Palestina dan Israel.

Kehadirannya di medan perang memaksa IDF untuk meningkatkan kewaspadaan dan menyesuaikan taktik mereka ketika memasuki wilayah yang dikuasai oleh Hamas.

Selain itu, keberhasilan dalam menghancurkan atau merusak kendaraan lapis baja IDF dengan roket ini juga memberikan dorongan moral yang besar bagi kelompok militan dan pendukungnya.

Penutup

Peluncur roket Al Yassin TBG 105mm adalah simbol perlawanan di tengah keterbatasan sumber daya.

Meskipun menghadapi tantangan teknologi yang signifikan, senjata ini tetap memainkan peran penting dalam konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel.

Dalam konteks perang asimetris, di mana satu pihak memiliki keunggulan militer yang jauh lebih besar, senjata seperti Al Yassin menjadi alat penting untuk mempertahankan wilayah dan memberikan perlawanan terhadap kekuatan yang lebih superior.

Baca Juga: Black Myth: Wukong :God of War Versi Mitologi China

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *