Anak Remaja (Gambar: Pixabay/Dimhou)
Jika anda merupakan orang tua yang memiliki anak usia remaja atau anak SMP, mungkin anda harus baca penelitian ini. Anak remaja lebih terbuka jika anda mampu untuk mendengarkan mereka dengan penuh perhatian. Hal ini tentu sangat baik jika anda memiliki anak yang cenderung tertutup atau enggan berbagi perasaan dan permasalahan.
Anak usia remaja kerap kali sering diasosiasikan sebagai anak yang labil dan sedang mencari jati dirinya menurut banyak psikolog. Anggapan ini memang tak sepenuhnya salah mengingat pada usia tersebut, terdapat perkembangan biologis yang sedang berkembang. Namun hal tersebut bisa juga menjadi masalah, terutama jika dikaitkan dengan perilaku kenakalan remaja misalnya.
Peneliti dari University of Reading di Inggris melakukan sebuah penelitian yang melibatkan 1001 anak usia 13-16 tahun, seperti yang dikutip dari Science Daily (4/6/21). Peneliti mengamati utamanya seputar hubungan mereka dengan orang tua dalam kondisi yang sulit. Mereka diminta untuk menonton percakapan antara orang tua dan remaja tentang versi mana yang mereka sukai dari tontonan tersebut.
Peneliti lalu menemukan bahwa anak remaja yang lebih menginginkan kondisi dimana mereka bercerita dan didengarkan oleh orang tua secara penuh. Hal tersebut bagi mereka dapat lebih terhubung dengan orang tua mereka dan memungkinkan mereka berbagi perasaan yang mereka alami.
Mengapa Anak Remaja Lebih Terbuka jika Orang Tua Aktif?
Ada dua hal yang berusaha peneliti pahami dalam penelitian ini. Pertama, yaitu mengenai kualitas mendengarkan secara terpisah dan yang kedua adalah gaya bahasa dan penerimaan yang digunakan. Secara umum peneliti membandingkannya untuk melihat mana komunikasi yang lebih baik, apakah secara aktif maupun pasif.
Lalu para peneliti menunjukkan dua video yang berbeda. Satu video menunjukkan orang tua yang bercakap-cakap langsung dengan anak remaja. Sedangkan video kedua menunjukkan orang tua yang bercakap-cakap namun diselingi dengan pekerjaan dan lebih sedikit kontak mata. Kedua video tersebut sama-sama mengangkat permasalahan ketika mereka mencoba vape dan mencoba untuk menceritakannya kepada orang tua dalam video tersebut.
Pada hal itulah ilmuwan menemukan bahwa para remaja lebih menyukai situasi dimana mereka diperhatikan secara aktif dan langsung. Hal ini mengindikasikan pentingnya komunikasi yang bersifat aktif ketika mereka butuh perhatian dan masa depan mereka.
Dr. Netta Wenstein, professor psikologi sosial dan klinis University of Reading menyatakan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya komunikasi aktif. Selain itu anak remaja juga terbantu untuk membentuk diri mereka secara lebih baik.
“Studi ini memiliki beberapa implikasi penting untuk kesehatan remaja juga. Para peserta mengatakan bahwa model terbaik adalah mendengarkan dalam video akan mengarah pada kesejahteraan yang baik. Meskipun kita tidak tahu seberapa sering hal tersebut menjadi kenyataan, tetapi jelas bahwa mendengarkan secara aktif lebih cenderung menghasilkan hasil yang baik bagi remaja daripada gaya pasif yang kami uji.” Kata Wenstein.
Sumber: Science Daily