Narasi Wisata Candi Prambanan

by -3091 Views
Yuk Viralkan

Candi Prambanan
Pixabay.com

Jogja Post — Siapapun yang pernah berkunjung ke Kota Yogjakarta sekiranya tak akan lengkap, jika tak berkunjung ke Candi Prambanan. Menyuguhkan peninggalan sejarah yang nikmat bila dieksplore lebih mendalam apalagi berhubungan dengan mitos dan sejarahnya.

Kata Soekarno “Jangan pernah sekali-sekali melupakan sejarah”. Karena sejarah membuat banyak pelajaran untuk mempersiapkan masa depan. Mari berkenalan lebih jauh dengan candi ini.

Sejarah Candi Prambanan

Candi Prambanan Jogja
Pixabay.com

Dihimpun dari beragam sumber Candi Prambanan merupakan kelompok candi yang dibangun oleh raja-raja Dinasti Sanjaya pada abad IX.

Ditemukannya tulisan nama Pikatan pada candi menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan yang kemudian diselesaikan oleh Rakai Balitung berdasarkan prasasti berangka 856 M “Prasasti Siwargrarha” sebagai manifest politik untuk meneguhkan kedudukannya sebagai raja yang besar.

Prasasti Siwargrarha tahun 856 M yang dikeluarkan oleh Rakai Pikatan tidak diketahui asalnya, kini disimpan di Museum Nasional Jakarta.

Habis ke Candi Prambanan, Boleh juga ke Pantai Parangtritis. Tinggal Ngidul Bablas…

Prasasti ini mulai menarik perhatian setelah J.G. De Casparis berhasil menguraikan dan membahasnya. Menurut Casparis ada 3 hal penting dalam prasati tersebut, yaitu Bahasanya merupakan contoh tertua prasasti yang berangka tahun yang ditulis dalam puisi Jawa kuna isinya memuat bahan-bahan atau peristiwa-peristiwa sejarah yang sangat penting dari pertengahan abas ke IX M.

Didalamnya terdapat uraian yang rinci tentang suatu “gugusan candi”, sesuatu yang unik dalam epigrafi Jawa kuna. Dari uraian diatas yang menarik adalah peristiwa sejarah dan uraian tentang pembangunan gugusan candi.

Peristiwa sejarah yang dimaksud adalah peperangan antara Balaputeradewa dari keluarga Sailendra melawan Rakai Pikatan dari keluarga Sanjaya. Balaputeradewa kalah dan melarikan diri ke Sumatera.

Konsolidasi keluarga raja Rakai Pikatan itu kemudian menjadi permulaan dari masa baru yang perlu diresmikan dengan pembangunan suatu gugusan candi besar. Tahun 1991 Candi ini ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO.

Ada sebuah prasasti yang telah ditemukan dan berangka tahun 856 Masehi yaitu Prasasti Shivagrha. Dan berdasarkan Prasasti Shivagrha tersebut, dikatakan bahwa Candi Prambanan dibangun untuk menghormati Dewa Syiwa yang merupakan dewa terbesar Hindu.

Dan berdasarkan prasasti itu pula, disebutkan bahwa candi ini pertama kali dinamakan sebagai Shiva-grha yang berarti Rumah Syiwa dan juga disebut juga Shiva-laya yang artinya Kerajaan Syiwa.

Sejarah Candi Prambananjuga tidak lepas dari Prasasti Shivagrha juga menyebutkan tentang berlangsungnya sebuah proyek besar yang juga berlangsung secara bersamaan dengan pembangunan Candi Prambanan.

Proyek besar yang terjadi di bagian luar sekitar komplek percandian ini adalah proyek Sungai Opak. Sungai Opak adalah sebuah sungai besar yang mengalir di sebelah utara Candi Prambanan.

Disebutkan bahwa Sungai opak yang pada awalnya mengalir dari utara komplek candi menuju arah timur, kemudian dibelokkan alirannya hingga mendekati Candi. Pemotongan aliran sungai Opak ini dilakukan dengan cara memotong aliran airnya di bagian utara dan dibelokkan langsung menuju selatan persis melewati sebelah timur Candi Prambanan.

Sejarah Candi Prambanan berakhir pada saat Istana Kerajaan Mataram bergeser dan dipindahkan ke Jawa Timur. Diyakini penyebab kepindahan lokasi pusat pemerintahan ini diakibatkan oleh letusan besar Gunung Merapi yang letaknya di sebelah utara candi. Penyebab lainnya yaitu adanya berbagai pemberontakan besar yang terjadi di dalam

Dinasti Sanjaya sendiri. Dan pindahnya pusat pemerintahan ini dilakukan oleh Mpu Sindok pada tahun 930 Masehi yang kemudian mendirikan Dinasti Isyana.

Setelah ditinggalkan, Candi Prambanan secara perlahan mulai rusak dan akhirnya mengalami kehancuran secara besar-besaran akibat dari sebuah gempa bumi besar yang terjadi pada abad ke-16. Dan akhirnya Candi Prambanan benar-benar hanya tinggal puing-puing kecil yang jumlahnya mencapai ratusan.

Namun walau begitu masyarakat sekitar masih sangat menghormati keberadaan reruntuhan candi tersebut sampai-sampai muncullah legenda Roro Jonggrangyang cukup terkenal.

Penemuan Kembali dan Pemugaran

Relief Candi Prambanan
Pixabay.com

Setelah ratusan tahun ditinggalkan dan tinggal puing-puing, sejarah Candi Prambanan mulai menemui jalan terang setelah Inggris tertarik untuk mengembalikan kejayaan candi ini.

Adalah Colin Mackenzie yaitu seorang anak buah Sir Thomas Stamford Raffles secara kebetulan menemukan reruntuhan Candi Prambanan dan ditugaskan untuk melakukan ekskavasi. Namun ternyata tidak berjalan mulus, dan reruntuhan masih tetap terbengkalai.

Beberapa restorasi yang pernah dilakukan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1880, tahun 1918, dan akhirnya restorasi secara besar besaran pada tahun 1930 dan berakhir pada tahun 1953 yang diresmikan secara langsung oleh presiden pertama Indonesia yaitu Soekarno.

Kemudian dalam sejarah Candi Prambanan, pada tahun 2006 candi ini kembali mengalami kerusakan berat akibat dari sebuah gempa bumi yang mengguncang wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.Namun begitu candi ini segera mendapatkan perbaikan yang menyeluruh

Apa yang ada Di Sana?

Candi Prambanan atau Candi Shiwa ini juga sering disebut sebagai candi Roro Jonggrang berkaitan dengan legenda yang menceritakan tentang seorang dara yang jonggrang (jangkung) yang adalah putri Prabu Boko.

Bagian tepi candi dibatasi dengan pagar langkan yang dihiasi dengan relief cerita Ramayana yang dapat dinikmati dengan ber-pradaksina (berjalan mengelilingi candi dengan pusat candi selalu di sebelah kanan kita) melalui lorong itu.

Kompleks candi Prambanan dibangun oleh Raja-raja Wamca (Dinasty) Sanjaya pada abad ke-9. Candi Prambanan merupakan kompleks percandian dengan candi induk menghadap ke timur, dengan bentuk secara keseluruhan menyerupai gunungan pada wayang kulit setinggi 47 meter.

Agama Hindu mengenal Tri Murti yang terdiri dari Dewa Brahma sebagai Sang Pencipta, Dewa Wisnu sebagai Sang Pemelihara, Dewa Shiwa sebagai Sang Perusak. Bilik utama dari candi induk ditempati Dewa Shiwa sebagai Maha Dewa sehingga dapat disimpulkan candi Prambanan merupakan candi Shiwa.

Candi Prambanan atau candi Shiwa ini juga sering disebut sebagai candi Loro Jonggrang berkaitan dengan legenda yang menceritakan tentang seorang dara yang jonggrang atau gadis yang jangkung, putri Prabu Boko yang membangun kerajaannya diatas bukit di sebelah selatan kompleks candi Prambanan.

Bagian tepi candi dibatasi dengan pagar langkan, yang dihiasi dengan relief Ramayana yang dapat dinikmati bilamana kita berjalan mengelilingi candi dengan pusat candi selalu di sebelah kanan kita melalui lorong itu.

Cerita itu berlanjut pada pagar langkan candi Brahma yang terletak di sebelah kiri (sebelah selatan) candi induk.
Sedang pada pagar langkan candi Wishnu yang terletak di sebelah kanan (sebelah utara) candi induk, terpahat relief cerita Kresnadipayana yang menggambarkan kisah masa kecil Prabu Kresna sebagai penjelmaan Dewa Wishnu dalam membasmi keangkaramurkaan yang hendak melanda dunia.

Bilik candi induk yang menghadap ke arah utara berisi parung Durga permaisuri Dewa Shiwa, tetapi umumnya masyarakat menyebutnya sebagai patung Roro Jonggrang.

Asal Usul Nama Candi Prambanan

Wisata Candi Prambanan Relief Candi Prambanan
Pixabay.com

Nama Prambanan, berasal dari nama desa tempat candi ini berdiri, diduga merupakan perubahan nama dialek bahasa Jawa dari istilah teologi Hindu Para Brahman yang bermakna “Brahman Agung” yaitu Brahman atau realitas abadi tertinggi dan teragung yang tak dapat digambarkan, yang kerap disamakan dengan konsep Tuhan dalam agama Hindu.

Pendapat lain menganggap Para Brahman mungkin merujuk kepada masa jaya candi ini yang dahulu dipenuhi oleh para brahmana.

Pendapat lain mengajukan anggapan bahwa nama “Prambanan” berasal dari akar kata mban dalam Bahasa Jawa yang bermakna menanggung atau memikul tugas, merujuk kepada para dewa Hindu yang mengemban tugas menata dan menjalankan keselarasan jagat.

Nama asli kompleks candi Hindu ini adalah nama dari Bahasa Sansekerta; Siwagrha (Rumah Siwa) atau Siwalaya (Alam Siwa), berdasarkan Prasasti Siwagrha yang bertarikh 778 Saka (856 Masehi).

Trimurti dimuliakan dalam kompleks candi ini dengan tiga candi utamanya memuliakan Brahma, Siwa, dan Wisnu. Akan tetapi Siwa Mahadewa yang menempati ruang utama di candi Siwa adalah dewa yang paling dimuliakan dalam kompleks candi ini.

Cerita Rakyat Candi Prambanan

Wisata Candi Prambanan
Pixabay.com

Alkisah, pada dahulu kala terdapat sebuah kerajaan besar yang bernama Prambanan. Rakyatnya hidup tenteran dan damai. Tetapi, apa yang terjadi kemudian? Kerajaan Prambanan diserang dan dijajah oleh negeri Pengging.

Ketentraman Kerajaan Prambanan menjadi terusik. Para tentara tidak mampu menghadapi serangan pasukan Pengging. Akhirnya, kerajaan Prambanan dikuasai oleh Pengging, dan dipimpin oleh Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso seorang yang suka memerintah dengan kejam.

“Siapapun yang tidak menuruti perintahku, akan dijatuhi hukuman berat!”, ujar Bandung Bondowoso pada rakyatnya.

Bandung Bondowoso adalah seorang yang sakti dan mempunyai pasukan jin. Tidak berapa lama berkuasa, Bandung Bondowoso suka mengamati gerak-gerik Loro Jonggrang, putri Raja Prambanan yang cantik jelita.

“Cantik nian putri itu. Aku ingin dia menjadi permaisuriku,” pikir Bandung Bondowoso.
Esok harinya, Bondowoso mendekati Loro Jonggrang.

“Kamu cantik sekali, maukah kau menjadi permaisuriku ?”, Tanya Bandung Bondowoso kepada Loro Jonggrang.
Loro Jonggrang tersentak, mendengar pertanyaan Bondowoso. “Laki-laki ini lancang sekali, belum kenal denganku langsung menginginkanku menjadi permaisurinya”, ujar Loro Jongrang dalam hati. “Apa yang harus aku lakukan ?”.

Loro Jonggrang menjadi kebingungan. Pikirannya berputar-putar. Jika ia menolak, maka Bandung Bondowoso akan marah besar dan membahayakan keluarganya serta rakyat Prambanan. Untuk mengiyakannya pun tidak mungkin, karena Loro Jonggrang memang tidak suka dengan Bandung Bondowoso.
“Bagaimana, Loro Jonggrang ?” desak Bondowoso.

Akhirnya Loro Jonggrang mendapatkan ide. “Saya bersedia menjadi istri Tuan, tetapi ada syaratnya,” Katanya. “Apa syaratnya? Ingin harta yang berlimpah? Atau Istana yang megah?”. “Bukan itu, tuanku, kata Loro Jonggrang.

Saya minta dibuatkan candi, jumlahnya harus seribu buah. “Seribu buah?” teriak Bondowoso. “Ya, dan candi itu harus selesai dalam waktu semalam.” Bandung Bondowoso menatap Loro Jonggrang, bibirnya bergetar menahan amarah.

Sejak saat itu Bandung Bondowoso berpikir bagaimana caranya membuat 1000 candi. Akhirnya ia bertanya kepada penasehatnya. “Saya percaya tuanku bias membuat candi tersebut dengan bantuan Jin!”, kata penasehat.
“Ya, benar juga usulmu,siapkan peralatan yang kubutuhkan!”

Setelah perlengkapan disiapkan. Bandung Bondowoso berdiri di depan altar batu. Kedua lengannya dibentangkan lebar-lebar. “Pasukan jin, Bantulah aku!” teriaknya dengan suara menggelegar.

Tak lama kemudian, langit menjadi gelap. Angin menderu-deru. Sesaat kemudian, pasukan jin sudah mengerumuni Bandung Bondowoso. “Apa yang harus kami lakukan Tuan ?”, tanya pemimpin jin.
“Bantu aku membangun seribu candi,” pinta Bandung Bondowoso.

Para jin segera bergerak ke sana kemari, melaksanakan tugas masing-masing. Dalam waktu singkat bangunan candi sudah tersusun hampir mencapai seribu buah. Sementara itu, diam-diam Loro Jonggrang mengamati dari kejauhan.

Ia cemas, mengetahui Bondowoso dibantu oleh pasukan jin. “Wah, bagaimana ini?”, ujar Loro Jonggrang dalam hati. Ia mencari akal.

Para dayang kerajaan disuruhnya berkumpul dan ditugaskan mengumpulkan jerami. “Cepat bakar semua jerami itu!” perintah Loro Jonggrang.

Tak Lengkap Bila Tak Sekalian Mengunjungi Candi Borobudur, Penasaran?

Sebagian dayang lainnya disuruhnya menumbuk lesung. Dung…dung…dung! Semburat warna merah memancar ke langit dengan diiringi suara hiruk pikuk, sehingga mirip seperti fajar yang menyingsing. Pasukan jin mengira fajar sudah menyingsing.

“Wah, matahari akan terbit!” seru jin. “Kita harus segera pergi sebelum tubuh kita dihanguskan matahari,” sambung jin yang lain. Para jin tersebut berhamburan pergi meninggalkan
tempat itu.

Bandung Bondowoso sempat heran melihat kepanikan pasukan jin. Paginya, Bandung Bondowoso mengajak Loro Jonggrang ke tempat candi. “Candi yang kau minta sudah berdiri!”. Loro Jonggrang segera menghitung jumlah candi itu. Ternyata jumlahnya hanya 999 buah!.

“Jumlahnya kurang satu!” seru Loro Jonggrang. “Berarti tuan telah gagal memenuhi syarat yang saya ajukan”. Bandung Bondowoso terkejut mengetahui kekurangan itu.

Ia menjadi sangat murka. “Tidak mungkin…”, kata Bondowoso sambil menatap tajam pada Loro Jonggrang. “Kalau begitu kau saja yang melengkapinya!” katanya sambil mengarahkan jarinya pada Loro Jonggrang. Ajaib! Loro Jonggrang langsung berubah menjadi patung batu.

Sampai saat ini candi-candi tersebut masih ada dan terletak di wilayah Prambanan, Jawa Tengah dan disebut Candi Loro Jonggrang.

Mitos Candi Prambanan

Candi Prambanan Yogyakarta
Pixabay.com

Menurut kepercayaan masyarakat sekitar, pasangan kekasih ini justru akan putus setelah masuk ke ruangan ini. Sebaliknya kalau pasangan menikah akan semakin mempererat tali suci pernikahan yang dijalin.

Kisah lainnya, yakni terkait adanya hal yang bakal tidak diduga muncul apa bila pengunjung berprilaku tidak sopan di lokasi candi. Seperti bertindak semaunya, dengan memanjat candi dan merokok di lingkungan candi. Beberapa juga pernah mengalami kesurupan jika berperilaku tak sopan.

Harga Tiket & Fasilitas

Wisatawan dikenakan uang masuk sebagai berikut:

§  Wisatawan lokal adalah Rp. 30.000,- (dewasa), Rp. 15.000 (anak 3-6 tahun)
§  Wisatawan asing adalah USD $ 18.
§  Paket Prambanan dan Candi Ratu Boko Rp.45.000,-

Adapun fasilitas disana dapat dinikmati

Tempat Parkir

Bagi Anda yang membawa kendaraan pribadi, Anda tidak perlu khawatir untuk memarkir kendaraan karena di sekitar taman, pengelola candi Prambanan telah menyediakan tempat parkir yang cukup luas untuk menampung kendaraan roda dua, empat bahkan bis sekalipun.

Tempat Ibadah

Jika Anda ingin shalat, Anda bisa menunaikannya di masjid yang terletak di seberang jalan candi Prambanan. Tidak sulit untuk menuju masjid karena selain letaknya yang juga berada persis di pinggir jalan, bangunannya yang besar dan megah membuat masjid ini dapat dilihat dengan mudah.

Penginapan

Jika Anda datang pada malam hari dan ingin menginap sambil menunggu esok pagi, Anda bisa menemukan beberapa alternative penginapan dan hotel di sekitar candi Prambanan.

Tapi sejauh ini saya baru menemukan tiga hotel yang berada tidak jauh dari Candi Prambanan, yaitu Candi View Hotel, Puri Devata Resort dan Hotel Edotel Kalasan (berada di seberang jalan candi Prambanan)

Museum

Museum Prambanan berada di dalam komplek Candi Prambanan, Yogyakarta. Disini terdapat berbagai peninggalan sejarah seperti peninggalan masa megalithikum, arca-arca kuno, lukisan, bentuk-bentuk pemugaran candi dari tahun ke tahun, dan lain sebagainya.

Masuk ke area museum ini GRATIS, alias tidak mengeluarkan biaya. Di alun-alunnya disuguhkan musik tradisional Yogyakarta yang menambah apik suasana khas keraton.

Panahan

Sewa Sepeda

Rute Menuju Candi Prambanan

Gambar Candi Prambanan
Pixabay.com

Letak Candi Prambanan dari Kota Jogja sangatlah mudah. Anda bisa melalui jalan darat baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Perjalanan dari Yogyakarta sejauh kurang lebih 30 kilometer ke arah Timur Laut, dapat ditempuh selama kurang lebih 30 menit.

Dari pusat Kota Jogja anda bisa langsung menuju Jl.Solo, dan terus sampai mencapai gapura batas propinsi Jawa Tengah – DIY. Dari batas kota Candi Prambanan sudah terlihat di sebelah kiri anda.

Dari sini anda tinggal maju sedikit sekitar 500 meter hingga sampai di pertigaan lampu merah pertama setelah gapura batas kota. Nah letak Candi Prambanan tepatnya pintu masuk ada di sebelah kiri anda (utara). Kita juga dapat naik bus Trans Jogja cukup bayar Rp. 4000.

Cari Penginapan? Ini Lho kami Sajikan Daftar Hotel di Jogja

Tips Berlibur ke Candi Prambanan

1.      Jika ingin mengambil view yang good looking datanglah agak pagi atau menjelang sore.Dukungan cahaya matahari tentu akan mempercantik tampilan foto yang diambil.

2.      Bawa payung jika memungkinkan agar tak sewa payung (Jika datang pagi menjelang siang). Disana juga dapat disewa dengan harga variatif berkisar Rp. 5.000- Rp. 10.000.

3.      Siapkan tenaga dikarenakan rute yang lumayan jauh ketika pulang. Sediakan juga air mineral.
4.      Kamera dengan resolusi yang oke


Yuk Viralkan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *