Debat Sengit Trump vs Kamala Harris: Visi Berbeda untuk Amerika Serikat
Debat pertama kandidat Presiden Amerika Serikat antara Donald Trump dan Kamala Harris berlangsung sengit pada Selasa malam waktu setempat. Kedua kandidat menyampaikan pandangan politik yang berbeda tajam, sambil menyerang kepribadian masing-masing.
Visi Kamala Harris dan Serangan terhadap Trump
Kamala Harris memulai dengan kritik tajam terhadap Trump, menuduhnya meninggalkan krisis kesehatan terburuk dalam sejarah Amerika, serta menyalahkannya atas serangan terbesar terhadap demokrasi sejak Perang Sipil. Harris tampil meyakinkan, menggunakan bahasa tegas untuk menyerang kebijakan Trump, khususnya mengenai penanganan COVID-19 dan hukum.
Harris, dengan latar belakang sebagai jaksa, menunjukkan penguasaan isu hukum dan ekonomi. Dengan gaya retorika yang lugas, ia mampu menyudutkan Trump dalam berbagai topik. Menariknya, dukungan terhadap Harris terus meningkat, termasuk dari selebriti seperti Taylor Swift, yang terbuka mendukung Harris.
Trump dalam Posisi Bertahan
Trump terlihat defensif selama debat, kadang-kadang tidak mampu mengeluarkan gagasan secara jelas. Meskipun Trump menyerang kebijakan ekonomi Harris dan Presiden Joe Biden, ia terlihat kesulitan menangkis kritik-kritik yang diarahkan padanya.
Namun, tim Trump menyatakan bahwa debat tersebut tidak adil, mengklaim bahwa moderator berpihak pada Harris. Meski demikian, Trump diharapkan akan tampil lebih baik pada ronde berikutnya.
Pandangan Ahli: Kamala Harris Lebih Unggul
Menurut Dr. Teuku Rezasyah, dosen Hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran, Harris menunjukkan dominasi yang kuat dalam debat ini. “Kamala Harris berbicara dengan penuh keyakinan, menggunakan latar belakang hukumnya untuk menyerang Trump secara tegas. Gaya berbicaranya sangat teatrikal, seperti seorang jaksa di ruang sidang, dan ini membuat Trump tersudutkan,” jelas Rezasyah.
Lebih lanjut, Dr. Rezasyah juga menambahkan bahwa Harris tampak menguasai masalah dengan sangat baik, terutama dalam isu ekonomi dan kesehatan. “Keunggulan Harris juga terlihat dalam bagaimana ia berhasil menarik dukungan dari figur publik besar, seperti Taylor Swift, yang menunjukkan adanya peningkatan dukungan dari generasi muda.”
Isu Ekonomi yang Didebatkan
Topik ekonomi menjadi salah satu fokus utama dalam debat. Harris menuduh Trump gagal mengatasi pengangguran dan kemiskinan selama masa jabatannya. Sementara itu, Trump membalas dengan mengkritik kebijakan Harris yang tidak memberikan solusi nyata untuk masalah ekonomi Amerika.
Menariknya, pasar saham berjangka di Amerika Serikat menunjukkan reaksi negatif setelah debat, dengan indeks melemah pada perdagangan di Asia. Analis menyatakan bahwa ini merupakan respon jangka pendek, dan pasar kemungkinan akan stabil dalam waktu dekat.
Dampak bagi Indonesia
Hubungan bilateral antara Amerika Serikat dan Indonesia akan dipengaruhi oleh hasil Pilpres AS. Baik Trump maupun Harris diharapkan akan melanjutkan kemitraan strategis dengan Indonesia. Namun, kemenangan Trump bisa memicu kekhawatiran di sektor ekonomi, terutama terkait dengan perang dagang antara Amerika dan China, yang dapat mempengaruhi ekspor Indonesia.
Di sisi lain, Harris dipandang lebih mampu menjaga stabilitas ekonomi global, meskipun ketidakpastian masih tetap ada. Terlepas dari siapa yang terpilih, Indonesia perlu terus memperkuat hubungan bilateral dengan Amerika Serikat.
Kesimpulan Dari Ahli
Debat pertama ini menempatkan Harris sebagai kandidat yang lebih unggul dalam pandangan banyak pengamat. Menurut Dr. Teuku Rezasyah, Harris tampil lebih kuat dengan penguasaan materi yang solid dan strategi komunikasi yang jelas. Namun, dengan waktu yang masih tersisa hingga Pilpres, Trump masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki citranya di depan publik Amerika.
Baca Juga: Presiden Jokowi Resmi Melantik Menteri Sosial dan Kepala BNPT Baru
JogjaPost Jogja News Today. Presenting a variety of interesting information both local Jogja, national and even international. Follow us on Google News and other social media.