4 Macam Desain Rumah Orang Jawa

by -1050 Views
Yuk Viralkan

macam-macam rumah adat jawa

Selain dengan gudegnya yang enak, Kota Jogja dikenal sebagai kota pelajar, budaya, wisata, seni dan masih banyak lagi. Kentalnya adat istiadat menjadikan orang nyaman untuk menetap di Yogyakarta, terlebih jenis rumah tradisional masih banyak dijumpai. Tidak heran, bila ada macam-macam desain rumah orang Yogyakarta (Jawa) terlihat kokoh dan terawat.

Berbagai Macam Desain Rumah Orang Yogyakarta (Jawa)

Sebagai warga Jogja, sudah seharusnya patut berbangga dengan kekayaan negeri ini. Tidak hanya kaya akan sumber daya alam tetapi juga budayanya, salah satunya seperti rumah adat. Dengan banyak jenis, tidak heran jika menarik untuk dikupas secara mendalam.

  1. Rumah Joglo

Pada umumnya, rumah Joglo merupakan hunian yang dibangun orang di daerah Jawa Tengan dan juga Jawa Timur, jika dilihat dari segi bentuk memang cukup unik. Tidak hanya itu, kabarnya bangunan ini pada masa lampau hanya bisa dimiliki oleh kalangan menengah atas, bangsawan atau priayi saja.

Bahkan, hunian khas Jogja ini merupakan rumah paling sempurna karena bangunannya yang besar dan membutuhkan banyak bahan dalam proses pembuatan. Atap Joglo memiliki bentuk paling khas, rumit dan sering dikaitkan dengan tempat tinggalnya para bangsawan.

Atap utama Joglo memiliki ciri khas yaitu bentuknya lebih curam. Jika terjadi kerusakan, maka proses perbaikan tidak boleh mengubah bentuk semula. Karena orang Jawa percaya, bahwa melanggar aturan akan menimbulkan pengaruh yang kurang baik pada sang penghuni.

Bentuk yang khas dari rumah Joglo sendiri yaitu menggunakan blandar yang tersusun melebar ke atas atau disebut tumpangsari. Di sisi lain, bangunan ini mempunyai empat tiang pokok yang terletak di tengah dan disebut sebagai sakaguru.

Terdapat juga kerangka yang berfungsi sebagai penguat bangunan agar tidak bergeser posisinya, disebut sunduk kili. Letak kerangkanya ada di ujung sakaguru tepat di bawah blandar. Untuk bentuk bangunan joglo ini mempunyai ukuran bujur sangkar.

Susunan dalam rumah Joglo juga sama seperti macam-macam desain rumah orang Yogyakarta (Jawa) pada umumnya. Seperti, memiliki pendapa sebagai ruang pertemuan, pringgitan untuk ruang penerima tamu khusus dan ruang belakang yang biasa dipakai untuk keluarga.

  1. Rumah Limasan

Limasan sendiri berarti limabelasan. Dalam pembuatan rumah limasan perhitungannya sederhana yaitu dengan ukuran molo 3 m dan blandar 5 m. Molo artinya kerangka rumah paling atas, bentuknya horizontal di ujung atap dan blandar adalah tiang penyangga atap.

Ibaratnya manusia, molo itu kepala. Karenanya sebelum molo dipasang, orang tidak boleh melangkahinya. Sebab, ini merupakan bagian rumah yang dianggap paling keramat. Jika Anda menggunakan ukuran 10 m, maka blandarnya harus berukuran lebih dari itu.

Bentuk rumah Jogja ini hampir sama dengan model rumah kampung. Hanya saja berbeda pada sengkuapnya atau bisa dibilang atap tambahan yang ada di belakang atau di rusuk rumah. Untuk atapnya terdiri dari dua sisi berbentuk tutup keyong.

Ruangan dalam rumah limasan dibagi tiga, yaitu ruang depan, ruang tengah dan juga ruang belakang. Sama seperti rumah Jawa pada umumnya. Ruang belakang dibagi dalam beberapa sentong. Untuk kamarnya biasanya ditempatkan di sebelah sentong kiri atau kanan.

  1. Rumah Panggang

Rumah Panggang merupakan jenis hunian paling sederhana dari desain lain. Namun uniknya, merupakan bangunan pertama kali dipakai orang untuk berlindung dari gangguan angin, udara dingin, hujan dan juga panasnya matahari.

Bangunan khas Jogja ini memiliki empat atau bahkan sampai enam buah tiang dengan separuh tiangnya berada di depan dan dibuat lebih pendek dari tiang bagian belakang. Selain sebagai tempat tinggal, rumah Panggang bisa digunakan sebagai tempat berjualan.

Rumah ini banyak jenisnya seperti Panggang Gedhang Salirang, Empyak Setangkep, Gedhang Setangkep, Cere Gancet, Trajumas, dean barengan. Sebagian besar rumahnya terbuat dari kayu dan genting. Untuk dindingnya pun juga terbuat dari kayu, jadi tidak hanya bagian atas saja.

  1. Rumah Kampung

Jenis rumah ini seringkali banyak dijumpai karena atapnya diidentifikasikan dengan bentuk rumah rakyat. Selain itu, harganya juga sangat terjangkau dan irit dengan bahan pembuatannya. Hunian ini terdiri dari bujur sangkar bersegi empat dengan tiangnya berjumlah empat bahkan lebih.

Atapnya memiliki dua belah sisi dengan satu bubungan atau wuwung. Bubungan atap didukung oleh penyangga dengan sumbu utara-selatan. Di sisi lain, juga memiliki jumlah kamar yang berjumlah ganjil. Kebanyakan jenis ini terdapat di perkampungan dan agak jauh dari hiruk pikuk perkotaan.

Ciri Khas Rumah Jogja

Yogyakarta atau lebih singkatnya disebut Jogja, merupakan salah satu provinsi tertua setelah Jawa Timur. Adat istiadat, budaya, bahkan seninya masih sangatlah kental. Tidak heran bila berkunjung ke kota ini masih dijumpai tempat yang ujung atapnya menyerupai rumah jaman dulu.

Rumah adat Jawa Tengah (Yogyakarta) memang mirip dengan rumah tradisional Jawa Timur. Hanya saja, karakterisitiknya mulai dari pintu, ruangan hingga berbagai ukiran yang ada di dalamnya mempunyai makna tersendiri.

Sebutan untuk rumah adat Yogyakarta adalah rumah adat Bangsal Kencono. Bentuknya seperti pendopo yang dibangun di kawasan keraton. Bangunan semacam ini sudah dikenal sejak masa penjajahan kolonial Belanda hingga sekarang.

Bagian-bagian dari Rumah Khas Jogja

Tidak berbeda dengan rumah tradisional yang lain, rumah Jogja Khas Jawa biasanya dibangun dengan dinding pelindung yang dibuat dari batu (untuk rumah orang kaya) atau bisa terbuat dari bambu dan kayu. Itu semua karena bentuk rumah ditentukan dengan status sosial dan ekonomi pemilik rumah.

Pendapa (ruang pertemuan). Diartikan sebagai bagian dari rumah yang terletak di bagian depan. Dikarenakan tempat ini di gunakan saat menerima tamu, melakukan pertemuan maupun mengadakan pertunjukan kesenian atau ritual.

Pringgitan. Dikenal sebagai bagian dari rumah yang terletak di bagian tengah. Ruang ini menghubungkan pendapa dengan omah njero (ruang belakang). Selain itu, juga digunakan saat menerima tamu khusus dan melakukan pertunjukan wayang kulit.

Omah Njero. Berperan sebagai ruang belakang yang digunakan saat berkumpul dengan keluarga, melakukan pembicaraan antar kalangan sendiri, memberi nasihat kepada sanak keluarga, hingga mengadakan upacara adat yang sakral.

Sentong. Merupakan bagian dari belakang rumah yang terdiri dari tiga ruangan tertutup. Sentong kiri digunakan untuk menyimpan senjata keramat, sentong tengah berfungsi sebagai tempat pemujaan Dewi Sri, sedangkan sentong kanan untuk kamar tidur.

Itulah beberapa bagian yang biasanya terdapat pada rumah orang Jawa di Yogyakarta. Arsitektur bangunan ini ditandai dengan aturan hierarki yang tercermin pada bentuk atap rumah. Namun, saat ini mulai banyak kesan klasik dibalut dengan sentuhan modern.

Seperti itulah berbagai macam-macam desain rumah orang Yogyakarta (Jawa) yang bisa dijadikan inspirasi bagi para pelaku usaha jasa desain rumah. Dapat diketahui bahwa tidak hanya jaman dahulu saja, namun hingga sekarang masih banyak orang yang memiliki jenis rumah kuno seperti ini. Dikarenakan bangunannya yang bisa dibilang kokoh dan awet.


Yuk Viralkan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *