Yogyakarta, kota yang dikenal dengan toleransi dan budayanya yang kaya, belakangan ini kerap kali menjadi sorotan media akibat beberapa peristiwa kekerasan yang melibatkan kelompok Orang Timur, khususnya mereka yang berasal dari Papua, Ambon dan NTT. Peristiwa-peristiwa ini, seperti kerusuhan di Babarsari pada Juli 2022 dan kasus penusukan di Prawirotaman pada Oktober 2024, telah memicu beragam reaksi dari masyarakat Yogyakarta, terutama terkait dengan stereotip negatif yang melekat pada kelompok-kelompok tersebut.
Kerusuhan Babarsari, Geger yang Melibatkan Kelompok Orang Timur di Jogja
Peristiwa kerusuhan di Babarsari pada Juli 2022 menjadi titik puncak dari serangkaian konflik yang telah lama terjadi di kawasan tersebut. Kerusuhan ini bermula dari sebuah perselisihan kecil di sebuah tempat hiburan malam yang kemudian meluas dan melibatkan banyak orang. Peristiwa ini dipicu oleh berbagai faktor, antara lain:
- Persaingan antar kelompok: Adanya persaingan antar kelompok pemuda dari berbagai daerah yang tinggal di sekitar Babarsari.
- Konsumsi minuman keras: Penggunaan minuman keras secara berlebihan seringkali menjadi pemicu terjadinya tindakan kekerasan.
- Kurangnya pengawasan: Lemahnya pengawasan dari pihak keamanan dan pemerintah daerah turut memperparah situasi.
Akibat kerusuhan ini, sejumlah fasilitas umum dan pribadi rusak, dan beberapa orang mengalami luka-luka. Peristiwa ini menyita perhatian publik dan memicu kekhawatiran akan keamanan dan ketertiban di Yogyakarta.
Penusukan di Prawirotaman, Pola Lama yang Terulang lagi
Orang timur kumpul kumpul mabuk dan ngamuk salah sasaran. Sepertinya ini jadi awal mula keributan antara kelompok orang timur dan warga lokal yang sering terjadi. Penusukan yang menimpa santri di prawirotaman polanya juga begitu. Bahkan salah satu pengguna facebook sudah bisa menebak bahwa tiap kali ada kerusuhan di jogja, pasti ada orang timur yang terlibat. Berikut ini komentar pengguna facebook yang bernama Ferdy Sann.
Kasus penusukan di Prawirotaman pada Oktober 2024 semakin memperparah situasi. Peristiwa ini terjadi di sebuah warung sate dan melibatkan sekelompok pemuda yang diduga berasal dari luar Yogyakarta. Korban dalam peristiwa ini adalah seorang santri yang sedang membeli makanan. Motif di balik peristiwa ini masih dalam penyelidikan, namun kejadian ini semakin memperkuat stereotip negatif terhadap kelompok tertentu.
Kenapa Banyak Orang Jogja Punya Stereotip Negatif Pada Orang Timor?
Sejak Awal, Orang Timor Memang Dapat Keistimewaan dan Memicu Kecemburuan Sosial
Kenapa orang Jogja menganggap orang timur suka bikin rusuh. Penulis kutip dari CNN, Orang timur yang datang ke Jogja generasi pertama memang seperti di beri hak istimewa. Mereka banyak rekrut menjadi petugas keamanan, Centeng, atau preman. Tak jarang mereka juga jadi tukang tagih atau dept Collektor.
Berikut ini Pendapat Orang Jogja yang Mengganggap Bahwa Kelompok Orang Timor Terlalu Diistimewakan.
Tak hanya itu, banyak cafe-cafe serta resto yang dijaga oleh orang dari papupa, ambon dan NTT. Keistimewaan lainnya, kadang polisi lalulintas juga membiarkan orang-orang timor ini melintas tanpa helm dan motor keadaan tanpa plat. Sedangkan jika hal yang sama dilakukan orang lokal, maka akan langsung kena tilang.
Puncak Kekesalan Orang Jogja Pada Preman Timor
Orang-orang timor banyak yang dipekerjakan sebagai tenaga keamanan, sementara orang lokal banyak yang susah cari pekerjaan. Kondisi tersebut banyak memicu kecemburuan yang berujung pada kerusuhan. Puncaknya adalah ketika kelompok orang timor mengeroyok dan membunuh anggota KOPASUS sersan kepala Heru santoso di Hugo’s Cafe pada 23 maret 2013 lalu.
Kekesalan warga jogja terhadap Preman timur diwakilkan oleh Serda Ucok. Empat pelaku pengeroyokan yang ditahan di lembaga pemasyarakatan cebongan dihabisi oleh Serda Ucok. Serda Ucok Tigor Simbolon adalah mantan anggota Kopassus Grup II Kandang Menjagan Kartasura. Serda ucok pun dianggap seperti pahlawan bagi warga jogja dalam memberantas premanisme orang-orang timur..
Orang Timor Bikin Rusuh Lagi, Ini Tanggapan Orang Jogja Di Media Sosial: Usir!
Seolah tak ada kapok kapoknya, kelompok orang timur kembali berulah membuat keributan di jogja. 2 santri pondok pesantren krapyak menjadi korban perilaku rusuh mereka. Dikeroyok dan ditusuk ketika sedang jajan sate di jl prawirotaman, mereka pun banyak mendapat simpati dari masyarakat jogja. \
Sebaliknya, Untuk kelompok orang Timur yang suka bikin rusuh, tanggapan warga jogja cukup keras. Berikut ini beberapa tangggapan keras dari warga jogja yang terekam di media sosial facebook.
Kelompok Orang Tmur yang Suka Bikin Rusuh, Disweeping dan Dipulangkan
Tangggapan ini diberikan oleh akun facebook dengan username Bashar Al Aseng. Menanggapi komentar penguna facebook lain di group publik, dia mengusulkan agar Kelompok Timur yang suka bikin rusuh perlu di sweeping dan dipulangkan ke hutan. Berikut ini tanggapan penggguna akun facebook tersebut.
Tanggapan agak ektrim diberikan oleh pengguna facebook lain di komentar group publik info cegatan jogja. Pengguna facebook yang menyembunyikan identitasnya dan memilih untuk berkomentar secara anonim ini menyampaikan bahwa, Kelompok orang timur yang suka bikin onar perlu di data namanya dan di blacklist secara permanen dari jogja. Tidak hanya itu, menurut pengguna anonim ini, kelompok yang suka bikin rusuh di jogja tersebut perlu segera di pulangkan ke asalnya dengan penngawalan militer bersenjata penuh. Berikut ini tangkapan layar pengguna facebook tersebut.
Warga Lokal Jogja Diminta Kompak Untuk Memukul Mundur, Kelompok Timur yang Bikin Rusuh
Menanggapi kelompok timur yang suka bikin ribut dijogja, seorang pengguna facebook dengan username Rian menjelaskan bahwa warga lokal Jogja perlu untuk memukul munndur siteap kelompok orang timur yang bikin rusuh. Ini seperti yang terjadi di kota bali, banten dan surabaya. Berikut ini tampilan tanggapan dari pengguna facebook bernama Rian tersebut.
Usir Semua Orang yang Sekota dengan Pelaku Kerusuhan dari Jogja
Dari semua tanggapan negatif untuk mengusir kelompok orang timur yang suka bikin onar di jogja diatas, sepertinya tanggapan ini yang paling ekstrim. Pengguna facebook dengan nama jalu duto wibowo mengusulkan bahwa orang yang satu kota dengan pelaku kerusuhan di jogja perlu di pulangkan tidak terkecuali. Tujuannya agar pelaku tersebut mendapat sangsi sosial dikucilkan oleh warga kota asalnya sendiri. Berikut ini tanggapan keras dari pengguna facebook tersebut.
Menurut kamu, apa ya langkah penanganan yang paling tepat untuk orang timur yang suka bikin rusuh ini? Apa betul mereka perlu diusir dari Jogja? Atau diberi kesempatan untuk memperbaiki perilaku dulu? Apapun pilihannya, semoga saja pihak berwajib berani lebih tegas pada kelompok yang bikin rusuh itu ya, entah pendatang dari timur, barat, atau orang asli Jogja.
JogjaPost Jogja News Today. Presenting a variety of interesting information both local Jogja, national and even international. Follow us on Google News and other social media.