Memakai Masker (Gambar: Pixabay/Andremsantana)
Memakai masker dianjurkan bagi siapapun ketika harus beraktivitas di luar atau bahkan di dalam rumah oleh para ahli. Meskipun saat ini program vaksinasi yang dijalankan memungkinkan anda untuk tidak menggunakan masker, kenyataannya hal tersebut sama sekali tidak disarankan.
Adanya anggapan bahwa orang yang sudah mendapatkan vaksin tidak perlu memakai masker bisa jadi salah besar. Kasus 350 tenaga kesehatan di Kudus, Jawa Tengah yang terpapar virus meski sudah divaksin menguatkan hal tersebut. Perkara selanjutnya adalah mengapa kita tetap harus memakai masker meski sudah divaksin? Apakah berbahaya jika tidak memakai masker meski sudah divaksin?
Alasan Mengapa Anda Tetap Harus Memakai Masker Meski Sudah Divaksin Sekalipun
Menurut rilis dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada beberapa alasan anda harus tetap memakai masker meski sudah mendapat vaksin secara penuh. Berikut alasan-alasan yang kami kutip dari situs WHO-GAVI (21/1/21) secara lebih lengkap:
-
Tidak Ada Vaksin yang 100% Efektif
Meskipun efikasi vaksin yang sudah beredar memiliki tingkat perlindungan yang baik, namun bukan berarti memberikan perlindungan 100%. Beberapa vaksin yang beredar di Indonesia seperti Sinovac, AstraZeneca dan Sinopharm memang memiliki efikasi yang baik. Sinovac memiliki efikasi 65% versi BPOM, AstraZeneca 76% versi lembaga kesehatan di Inggris dan Sinopharm 79% versi uji di Uni Emirat Arab.
Namun keefektivitasan tersebut tidak lantas menjamin bahwa vaksin yang beredar saat ini memiliki efektivitas total. Dalam rilisnya di website WHO-GAVI, peneliti menyebut bahwa keefektivitasan vaksin akan terasa jika tertangani dengan baik. “Efektivitas vaksin Covid dipengaruhi oleh cara penanganan”, kata Dr.Preeti Malani dalam rilisnya.
Itulah mengapa WHO juga tetap menyarankan untuk memakai masker meski terdapat negara yang sudah mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok.
-
Vaksin Tidak Bereaksi Cepat
Vaksin Covid-19 apapun merknya saat ini mengharuskan anda untuk disuntik dua kali dosis dengan adanya jarak waktu interval. Sinovac misalnya mengharuskan anda untuk disuntik kembali dalam waktu minimal dua minggu atau satu bulan. Sedangkan vaksin AstraZeneca memiliki jarak waktu interval penyuntikan selama tiga bulan dari penyuntikan awal.
Lamanya waktu interval inilah yang membuat dosis vaksin dapat terserap sempurna ke tubuh, sekaligus tidak bereaksi secepat peluru. Sembari memberi waktu bagi tubuh anda apa yang disebut dengan “membentuk respon imun”.
Data dari WHO menunjukkan bahwa tubuh akan merespon imun dari vaksin paling sempurna dalam waktu enam minggu sejak penyuntikan pertama. Dalam rentang waktu tersebut, anda masih bisa terinfeksi virus Covid-19 meskipun anda sudah divaksin.
Reaksi vaksin tidak sebanding dengan waktu tubuh anda yang harus menyediakan terlebih dahulu perlindungan berupa imun. Selama waktu penyuntikan tersebut, artinya anda tetap memakai masker sebagai perlindungan tubuh dari virus selama sel imun belum terbentuk.
-
Vaksin Tidak Melindungi Anda Dari Penyebaran Virus
Salah satu mitos yang berkembang selama pandemi Covid-19 ini adalah dengan adanya vaksin, maka penyebaran virus bisa dikendalikan. Anggapan ini sebetulnya tidaklah benar sepenuhnya dikarenakan vaksin tidak lantas membuat anda aman dari ancaman penyebaran virus.
Secara umum, vaksin memberikan anda dua perlindungan. Pertama, vaksin mencegah virus untuk mengembangkan gejala pada manusia. Kedua, perlindungan terhadap penyebab dari infeksi virus. Dalam hal ini anda akan terlindungi dari gejala yang parah akibat infeksi virus Covid-19.
Masalahnya adalah, vaksin tidak menjamin seseorang aman dari penyebaran virus. Ini dikarenakan virus pada dasarnya memiliki kemampuan berkembang dan bermutasi. Dr. Tom Frieden, mantan direktur Center of Disease and Prevention (CDC) menyatakan bahwa bisa saja orang yang sudah divaksinasi masih menyebarkan virus.
“Kami tidak tahu apakah perlindungan vaksin melawan gejala, atau hanya melawan penyakitnya”, ujarnya seperti dikutip dari situs WHO-GAVI (20/1/21). “Dengan kata lain, seseorang yang telah divaksin masih dimungkinkan untuk menyebarkan virus, meskipun jika ia tidak merasakan apapun,” tambahnya.
-
Memakai Masker Melindungi Orang Yang Memiliki Imun Rendah
Sejak pandemi Covid-19 melanda, banyak penelitian tentang bagaimana pengaruh virus ini dengan resiko penyakit lainnya. Setidaknya berdasarkan penelitian, orang yang memiliki riwayat Schizophrenia dan Kanker menjadi orang yang berpotensi parah jika terpapar virus Covid-19.
Orang-orang ini rentan terpapar virus Covid-19 dikarenakan daya imun yang rendah. Sebagai gambaran, orang yang terkena kanker meskipun sudah divaksin, hanya mendapatkan keefektiitasan vaksin sebesar 76%. Data ini didapatkan WHO setelah mengadakan penelitian terkait hal tersebut. Hal itu belum termasuk orang yang memiliki kelainan imun, penyakit autoimun atau semacamnya yang juga memiliki potensi resiko sama besarnya.
Dr. Gary Lyman, seorang profesor dari Fred Hutchinson Cancer Research Center menyatakan bahwa perlunya orang-orang tetap memakai masker. “Studi terdahulu dengan vaksin lainnya menaikkan tekanan imun pada orang-orang, termasuk pada orang yang menderita kanker, namun tidak sebagus pasien yang sehat,” ujarnya. “Untuk saat ini kami berasumsi bahwa pasien dengan kanker tidak akan memiliki pengalaman efikasi 95%,” tambahnya.
-
Memakai Masker Melindungi Anda dari Virus, Meski Terus Bermutasi
Alasan paling anyar mengapa anda tetap harus memakai masker meski sudah divaksin adalah agar mutasi virus bisa dilawan dan ditekan. Hal ini sebetulnya sudah menjadi keharusan mengingat kasus yang begitu tinggi akibat strain virus yang mudah menyebar.
Varian Delta Plus adalah alasan mengapa anda tetap harus memakai masker meski sudah divaksin sekalipun. Penyebaran varian ini adalah 40-60% lebih menyebar saat ini serta sudah menginfeksi di sekitar 80 negara berbeda. Padahal varian virus Covid-19 saat ini disebut oleh WHO 50% lebih menular dari varian aslinya.
“(Menggunakan) Masker akan tetap efektif. Tapi berhati-hati dan menggunakannya secara konsisten akan lebih berarti.” Kata Dr.Preeti Malani.
Bahkan di Amerika Serikat saat ini penggunaan dua masker sekaligus menjadi salah satu anjuran meskipun vaksinasi disana masih berjalan. Artinya memakai masker masih jadi solusi preventif meskipun anda sudah divaksin secara penuh.