Peristiwa penusukan terhadap santri di Yogyakarta pada 23 Oktober 2024 lalu menjadi sorotan nasional. Aksi brutal yang diduga dilakukan oleh kelompok pemuda dalam pengaruh minuman keras (miras) ini memicu kemarahan publik dan mendorong tuntutan tegas terhadap peredaran miras di wilayah tersebut. Sebagai response, Polda DIY melakukan razia besar-besaran terhadap toko-toko yang menjual miras ilegal dan menyita ribuan botol minuman beralkohol.
Kronologi Kejadian dan Tindakan Kepolisian
Dua santri krapyak yang sedang santai di warung sate didatangi 5 orang pemuda yang diduga mabuk. Kedua pemuda ini di teriaki “ ini pelakunya “ dan kemudian dikeroyok. Salah satu korban berhasil melarikan diri sementara satu korban lagi mengalami penusukan.
Sebagai tindak lanjut atas kejadian tersebut, Polda DIY melakukan razia besar-besaran terhadap toko-toko yang menjual miras ilegal. Hasilnya, puluhan toko disegel dan ribuan botol miras disita. Langkah tegas ini diapresiasi oleh masyarakat, namun apakah cukup untuk mengatasi masalah peredaran miras di Yogyakarta?
Razia Miras dan Penutupan Toko Ilegal Belumlah Cukup
Meskipun razia miras yang dilakukan oleh Polda DIY merupakan langkah yang tepat untuk menekan peredaran miras ilegal, namun perlu diingat bahwa ini hanyalah solusi jangka pendek. Beberapa pertanyaan kritis perlu diajukan:
- Efektivitas Jangka Panjang: Penutupan toko-toko miras ilegal mungkin hanya akan mengalihkan peredaran miras ke tempat lain atau mendorong munculnya praktik penjualan miras secara online. Bagaimana memastikan bahwa upaya penegakan hukum ini memberikan dampak yang berkelanjutan?
- Aksesibilitas Informasi: Kemudahan dalam menemukan toko penjual miras melalui platform digital seperti Google Maps menunjukkan adanya celah dalam pengawasan. Perlu ada upaya lebih lanjut untuk membersihkan informasi terkait penjualan miras dari mesin pencari dan platform digital lainnya.
- Peran Masyarakat: Selain penegakan hukum, peran masyarakat sangat penting dalam upaya menekan peredaran miras. Bagaimana melibatkan masyarakat dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus-kasus yang terkait dengan miras?
- Akar Masalah: Peredaran miras merupakan gejala dari masalah yang lebih kompleks, seperti kemiskinan, kurangnya pendidikan, dan lemahnya kontrol sosial. Untuk mengatasi masalah ini secara menyeluruh, diperlukan pendekatan yang komprehensif melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan.
Razia Miras Online, Solusi Jangka Panjang Masalah Klitih dan Premanisme di Jogja
Mudahnya anak anak muda beli miras secara online bisa jadi salah satu alasan banyaknya kejahatan klitih dan premanisme di Jogja. Cukup dengan mengetikkan kata pencarian Liquor misalnya, maka toko toko yang jual minuman beralkohol akan muncul di google map.
Untuk mengatasinya, sepertinya keyword yang terkait pencarian minuman beralkohol perlu di bersihkan dari google map dan halaman pencarian lain di internet. Selain itu, untuk mengatasi masalah peredaran miras secara efektif, diperlukan beberapa langkah tambahan:
- Peningkatan Pengawasan: Melakukan pengawasan secara berkala terhadap toko-toko yang menjual miras legal untuk memastikan mereka mematuhi peraturan yang berlaku.
- Kerjasama dengan Platform Digital: Meminta bantuan platform digital seperti Google Maps untuk menghapus informasi terkait penjualan miras ilegal.
- Sosialisasi dan Edukasi: Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya miras dan pentingnya menjaga lingkungan yang bebas dari pengaruh minuman beralkohol.
- Pengembangan Program Rehabilitasi: Menyediakan program rehabilitasi bagi para pecandu miras untuk membantu mereka mengatasi ketergantungan.
- Penguatan Peran Keluarga dan Masyarakat: Membangun lingkungan keluarga dan masyarakat yang kuat untuk memberikan dukungan kepada generasi muda agar terhindar dari pengaruh buruk miras.
Razia miras yang dilakukan oleh Polda DIY merupakan langkah awal yang baik dalam upaya menekan peredaran miras di Yogyakarta. Namun, untuk mengatasi masalah ini secara menyeluruh, diperlukan pendekatan yang lebih komprehensif dan berkelanjutan. Pemerintah, masyarakat, dan semua pihak terkait harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari pengaruh minuman beralkohol. Salah satu langkah yang bisa dilakukan bersama sama adalah razia online terkait tempat tempat yang jual minuman beralkohol di google map dan halaman pencarian internet lainnya.