Tes Kepribadian Ternyata Penting untuk Para Pencari Kerja (Gambar: Pixabay/mohammed_hassan)
Jika anda sedang melamar kerja, tes kepribadian biasanya menjadi menu utama ujian sebelum mendapatkan pekerjaan. Biasanya hal ini dilakukan perusahaan untuk mencari ”bibit unggul” yang sesuai dengan bidang kerja.
Namun, benarkah tes kepribadian berpengaruh kepada performa kerja kita di lapangan nantinya? Banyak yang beranggapan bahwa tes semacam ini digunakan ”hanya” untuk menyingkirkan saingan dan tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Tidak sedikit pula yang beranggapan bahwa tes semacam ini hanyalah tes formalitas belaka.
Kenyataannya, tes kepribadian seperti Big-Five Personalities ternyata memang berpengaruh terhadap performa kerja. Setidaknya itulah kesimpulan yang dilakukan peneliti dari University of Arkansas dalam penelitiannya.
Mereka menemukan bahwa tes kepribadian bisa sangat berpengaruh terhadap performa kerja seseorang setelah nantinya diterima untuk bekerja untuk perusahaan/institusi.
Penelitian Tes Kepribadian Big-Five Personalities terhadap Unjuk Kerja
Tes kepribadian model Big-Five Personalities sendiri merupakan salah satu jenis tes kepribadian yang mendasarkan pada karakter manusia. Sesuai namanya, ada lima karakter manusia yang diuji yaitu Conscientiousness (kehati-hatian), Opennes (keterbukaan), Extraversion (keterbukaan pada lingkungan sosial), Agreeableness (penerimaan), dan Neuroticism (pengendalian emosi atau sifat negatif).
Model tes kepribadian satu ini sering digunakan untuk melihat sifat diri maupun seseorang dengan objektif. Tes ini juga sering digunakan peneliti lantaran tingkat objektivitas dan varian datanya yang beragam. Itulah mengapa ada beberapa perusahaan yang menggunakan tes semacam ini untuk mencari karakter pekerja yang diinginkan.
Michael Wilmot, seorang asisten profesor bidang Manajemen University of Arkansas membuat sebuah penelitian berjudul “Occupational Characteristics Moderate Personality-Performance Relations in Major Occupational Groups.” Ia berkolaborasi dengan Deniz S. Ones, profesor psikologi dari University of Minnesota dalam penelitian ini.
Mereka berdua lalu mencocokkan tes kepribadian model Big-Five Personalities ini dengan sembilan tipe pekerjaan, yaitu tata usaha, pelayanan, perawat, penegak hukum, manajemen, profesional, penjual, orang terlatih/semi terlatih sampai militer.
Hasilnya?
Hasilnya mereka berdua menemukan bahwa kelima indikator dalam tes Big-Five Personalities tersebut memiliki keterkaitan erat dengan jenis pekerjaan. Rata-rata tingkat kecocokan antara skor tes dengan jenis pekerjaan yang diambil mencapai 77%.
Misalnya pada indikator conscientiousness memiliki efek yang kuat pada jenis pekerjaan yang membutuhkan daya kognitif rendah sampai menengah. Sedangkan indikator extraversion erat kaitannya dengan pekerjaan yang memiliki kognisi medium namun spesifik.
Extraversion dalam penelitian ini erat kaitannya dengan orang-orang yang bekerja sebagai penjual, pedagang, atau kemampuan manajerial. Artinya kemampuan untuk terbuka terhadap lingkungan sekitar dinilai penting untuk jenis pekerjaan tersebut.
Sedangkan pada indikator agreeableness yang lebih tinggi ditemukan pada jenis pekerjaan perawat ataupun tenaga kesehatan.
“Temuan ini terbukti berguna untuk para sarjana yang mengejar pemahaman yang lebih kaya tentang kepribadian – kinerja hubungan untuk mengasah bakat berorganisasi dan mengidentifikasi sistem,” kata Wilmot seperti dikutip dari Science Alert (13 Desember 2021). “Mereka juga harus bermanfaat ketika mencoba memilih pekerjaan yang tepat dan bersungguh-sungguh, masyarakat umum akan mendapatkan manfaat kolektif dari kinerja pekerjaan yang lebih baik.” Tambahnya.
Sumber: Science Alert