Timbunan Perak Ditemukan Pada Laut China Selatan

by -45 Views

Para peneliti telah menemukan timbunan perak pada Laut China Selatan, yang terletak di utara Indonesia. Akumulasi perak ini diduga merupakan akibat dari “kiamat” perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global.

3.200 Tahun Sejarah Sedimen

IFL Science melaporkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh tim dari Hefei University of Technology dan Guangdong Ocean University di China telah menganalisis sejarah inti sedimen selama 3.200 tahun dari sampel yang diambil dari kedalaman 1.878 meter di dasar Laut China Selatan, dekat pantai Vietnam.

Area pengambilan sampel merupakan lokasi di mana air permukaan laut terus-menerus dipengaruhi oleh angin, sehingga digantikan oleh air dingin dan kaya nutrisi dari laut dalam.

Kondisi dinamis ini menjadikan lokasi tersebut sangat peka terhadap perubahan lingkungan dan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi di tingkat global.

Mulai Ditemukan Pada Tahun 1850

Dengan demikian, para peneliti dari China menghubungkan akumulasi perak tersebut dengan pemanasan global yang disebabkan oleh aktivitas manusia.

Proses alami seperti hujan dan angin seharusnya dapat mengikis batuan yang mengandung perak, sehingga logam berharga ini tidak seharusnya terakumulasi dan terperangkap di area yang terbatas.

TImbunan Perak ditemukan pada Laut China Selatan
TImbunan Perak ditemukan pada Laut China Selatan(googlemaps)

Perbedaan yang ada adalah bahwa perak yang ditemukan di dasar Laut China Selatan berasal dari kegiatan manufaktur, khususnya sisa-sisa dari proses pembuatan peralatan fotografi.

Namun, para peneliti berpendapat bahwa aktivitas industri bukanlah satu-satunya faktor yang menyebabkan akumulasi perak di area tersebut.

Selain itu, terdapat faktor peningkatan intensitas muson musim panas Asia Timur yang semakin kuat akibat pemanasan global.

Curah hujan yang semakin tinggi dan angin yang semakin kencang membawa nutrisi ke permukaan laut, sehingga mikroorganisme laut dapat lebih aktif dalam proses fotosintesis.

Mikroorganisme ini juga “menyerap” material perak serta elemen logam lainnya. Ketika mikroorganisme tersebut mati, sisa-sisa mereka mengendap sebagai sedimen laut, membawa serta “harta karun” perak ke dasar laut.

Hasil riset Laut China Selatan yang diperoleh oleh para peneliti mungkin juga relevan untuk kawasan pesisir lainnya di seluruh dunia.

Dengan ironis, akumulasi perak dan mineral berharga lainnya dapat memicu kegiatan penambangan di dasar laut.

Selain perak, dasar laut juga kaya akan tembaga, timbal, emas, serta bahan-bahan lain seperti nikel, mangan, dan kobalt.

Peningkatan kegiatan penambangan di dasar laut dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap lingkungan dan berpotensi merusak keseimbangan ekosistem laut.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *