Lomba Panjat Pinang Berhadiah “Janda”: Makna dan Kontroversi dalam Peringatan HUT ke-79 RI di Cianjur
Peringatan HUT ke-79 Republik Indonesia di Kampung Lembur Tengah, Desa Solokpandan, Kecamatan Cianjur, Jawa Barat, mencuri perhatian publik dengan lomba panjat pinang yang menghadirkan hadiah yang tidak biasa: ‘janda’. Konsep unik ini viral di media sosial dan menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat.
Panjat Pinang dengan Hadiah yang Mengundang Perhatian
Video yang beredar menunjukkan para peserta berlomba memanjat tiang pinang yang diposisikan miring. Di ujung tiang, terdapat seseorang berpakaian perempuan dengan kerudung merah dan memegang payung. Hadiah ini, yang sebenarnya adalah seorang lelaki berdandan sebagai perempuan, menggugah perhatian karena berbeda dari lomba panjat pinang pada umumnya.
Ketua RW 16 Kampung Lembur Tengah, Amir Saepudin, mengungkapkan bahwa lomba ini sengaja dibuat unik untuk memperingati HUT RI. Menurutnya, hadiah berupa ‘janda’ adalah simbolis dan bukan perempuan sungguhan, melainkan seorang pria yang berdandan sebagai wanita. Ia menegaskan bahwa tujuan dari lomba ini adalah untuk memberikan makna lebih dalam kepada para peserta.
Makna di Balik Keunikan Lomba
Amir Saepudin menjelaskan bahwa lomba ini memiliki filosofi yang mendalam. Menurutnya, panjat pinang dengan hadiah ‘janda’ melambangkan usaha dan perjuangan dalam kehidupan. “Gambaran dunia itu harus diusahakan seperti lomba panjat pinang. Urusan dunia seperti harta, tahta, dan wanita harus diusahakan secara maksimal,” katanya.
Ia menekankan bahwa lomba ini bukan bertujuan untuk merendahkan martabat perempuan, melainkan sebagai simbol perjuangan hidup. Makna yang ingin disampaikan adalah pentingnya usaha keras dalam mengejar tujuan hidup, baik dalam konteks duniawi maupun akhirat.
Pesan Sosial Melalui Lomba Lain
Selain lomba panjat pinang, Kampung Lembur Tengah juga menggelar lomba lainnya yang sarat pesan moral. Salah satunya adalah lomba menangkap tikus, yang memiliki pesan untuk memberantas ‘tikus kantor’ atau koruptor. Amir berharap bahwa melalui lomba ini, pesan anti-korupsi dapat tersampaikan kepada pemerintah pusat dan masyarakat luas.
“Pesan kami adalah agar pemerintah memberantas korupsi dengan semangat seperti kami menangkap tikus yang menjadi hama. Semoga perlombaan ini membawa dampak positif dan menyadarkan semua pihak tentang pentingnya integritas dan kejujuran,” tambahnya.
Kontroversi dan Reaksi Publik
Meskipun lomba ini dimaksudkan untuk memberikan makna dan hiburan, keunikan hadiah ‘janda’ tidak lepas dari kontroversi. Beberapa pihak menilai bahwa ide tersebut bisa dianggap kurang sensitif atau menyinggung. Namun, pihak panitia menegaskan bahwa lomba ini dilakukan dengan niat baik dan penuh pertimbangan.
Secara keseluruhan, lomba panjat pinang berhadiah ‘janda’ di Kampung Lembur Tengah merupakan contoh bagaimana tradisi lokal dapat dipadukan dengan pesan moral yang mendalam. Meskipun menimbulkan perdebatan, inisiatif ini menunjukkan kreativitas dalam merayakan kemerdekaan dengan cara yang unik dan penuh makna.
Baca Juga: “Fight Club YK Jogja“
JogjaPost Jogja News Today. Presenting a variety of interesting information both local Jogja, national and even international. Follow us on Google News and other social media.