Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan adanya pererakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS belum begitu mengkhawatirkan. Ungkapan tersebut ia sampaikan meskipun kurs rupiah sempat menembus level hingga Rp. 14.500 per dolar AS pada Jumat (20/7) lalu.
“Jadi jangan menganggap kurs itu kalau masih perubahan Rp 50, Rp 100 itu bahaya. Nggak ada bahaya,” umgkap Darmin di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Ahad (22/7).
Menko menjelaskan bahwa masyarakat perlu memahami adanya pergerakan nilai tukar yang terjadi di seluruh belahan dunia. Beliau juga menjelaskan, adanya pelemahan kurs disebabkan faktor normalisasi kebijakan moneter di AS. “Empat hari yang lalu itu Gubernur The Fed Jerome Powell mengumumkan akan mendorong supaya inflasi di AS meningkat. Itu artinya dia mau naikkan tingkat bunga,” jelasnya
Adapun pengaruh yang lain, beliau juga menyebutkan bahwa kebijakan Cina yang membiarkan Mata Uang Yua terdepresiasi. Menurut pendapat Darmin, hal tersebut supaya harga produk Cina di AS menjadi lebih murah. “Begitu mata uang dia terus melemah dia tidak mau intervensi. Negara di sekitar dia ikut melemah,” ungkapnya.
Walaupun tidak terlalu mengkhawatirkan, namun pemerintah melalui BI dan Otoritas Jasa Keuangan akan terus mengawal guna memperkuat rupiah kembali.
“Bukan berarti tidak apa-apa kalau sampai Rp 20 ribu (per dolar AS). Kita akan usahakan pelemahannya jangan terlalu jauh,” tuturnya.
JogjaPost Jogja News Today. Presenting a variety of interesting information both local Jogja, national and even international. Follow us on Google News and other social media.