JOGJA POST — Saya tersentak ketika salah seorang teman saya bertanya, “Mengapa kebanyakan orang Jawa anaknya banyak?”
Seketika itu saya bingung menjawab, spontan saya jawab, “Iya donk, kan gemar beli obat pembesar haha”
“Ha….maksud kamu obat pembesar?”
“Hahaha…” kami pun tertawa bersama.
Saya heran, mengapa apa saja yang dilakukan dan dipunyai orang Jawa khususnya Jogja selalu ditanyakan. Tapi saya jadi ingat bahwa yang saya hadapi adalah mahasiswa dari luar daerah yang notabene mereka sangat jarang menemui orang desa seperti kami.
Bahkan, selama di perkuliahan, tak jarang mereka lebih banyak belajar tentang kebudayaan dari pada ilmu yang ia tekuni sendiri. Tak jarang pula mahasiswa yang menetap di Jogja menjadi fasih berbicara dalam bahasa Jawa, terlebih bagi mereka yang ingin menetap di Jogja.
Kembali ke Laptop
Kembali ke topik bahasan. Jika dibilang orang jawa anaknya banyak bener juga, tapi juga ada kurang benernya juga. Maksudnya, anaknya banyak memang bagi orang-orang jawa dahulu memang masih minim listrik, jadi untuk memberikan kegiatan maka yang terjadi adalah hubungan intim.
Berbeda bila di sebuah daerah sudah ada listriknya, tentu masyarakatnya akan mencari kegiatan lain misalnya saja mencari rezeki, berkarya, dan lain sebagainya. Oleh sebab itulah, mengapa pemerintah saat ini sangat getol menyebar luaskan listrik agar tidak terjadi ledakan peduduk.
Pertanyaan yang mendasar sebenarnya bukan mengapa orang Jawa memiliki banyak anak, namun bisa dibelokkan sedikit menjadi apa alasan orang Jawa memiliki banyak anak. Bila hal itu pertanyaannya, bisa dipastikan bahwa dibalik banyaknya anak memiliki keyakinan tersendiri.
Bagi orang Jawa, memiliki banyak anak sama saja memiliki banyak rejeki. Kok bisa? Ya, banyak anak menjadikan orang tua lebih ringan di hari tuanya. Bila anak-anaknya kelak sukses, maka orang tua tinggal ngunduh wohing pakerti.
Begitu juga dengan masa akhir tua. Bagi orang tua yang memiliki banyak anak, mereka tidak khawatir sebab anak-anaknya akan bahu-membahu menemani kehidupannya. Banyak anak menjadi kebahagiaan tersendiri untuk hari tua.
Orang Jawa tidak pernah takut kelaparan atau sejenisnya, sebab bagi orang Jawa, asal dilakoni pasti ada jalan. Rejeki sudah ada yang ngatur. Semuanya sudah ada yang atur.
Justru dengan keyakinan itulah, orang Jawa menjadi lebih kuat. Mereka terbiasa untuk hidup prihatin dan bekerja keras. Tak heran bila orang Jawa memang tidak gemar mengeluh, mereka nerima ing pamrih apapun yang terjadi.
Banyak sebenarnya yang bisakita pelajari dari budaya orang Jawa baik dari segi jumlah anak ataupun segi-segi budaya lainnya. Jawa bukan hanya sakti tanahnya, namun juga orang-orangnya. Mugi-mugi lestari. Salam hangat dari Jogja.
JogjaPost Jogja News Today. Presenting a variety of interesting information both local Jogja, national and even international. Follow us on Google News and other social media.