Ramadhan baru akan dimulai pada Tanggal 11 atau 12 Maret mendatang bagi sebagian besar umat islam di indonesia, namun sekelompok orang yang tergabung dalam Jamaah Aolia Panggang Gunungkidul sudah menjalankan ibadah salat Tarawih pertama pada 6 Maret 2024 kemarin. Jamaah Aolia tersebut melakukan shalat Tarawih di dua masjid yang letaknya ada di Desa Giriharjo.
Mereka melakukan ibadah sholat Trawih lebih awal, atas perintah dari imam masjid sekaligus pemimpin Jamaah Aolia tersebut yang bernama KH. Raden Ibnu Hajar Sholeh atau Mbah Benu. Tarawih lebih awal, puasa lebih awal dan nantinya lebaran juga lebih awal, aliran apalagi ya Jamaah Aolia ini? Simak info lengkapnya di bawah ini.
Profil Jamaah Aolia Di Gunung Kidul
Tidak hanya tahun ini saja, ternyata tahun-tahun sebelumnya, Jamaah Aolia ini sudah puasa, Qurban serta shalat idul fitri dan idul adha lebih awal daripada umat muslim pada umumnya. Kebiasaan Jamaah Aolia yang beribadah lebih awal ini tentu membuat penasaran banyak orang tentang sosok mereka. Siapa sebenarnya Jamaah Aolia tersebut.
Jamaah Aolia sudah berdiri sejak lama. Jamaah Aolia yang ada di Gunung Kidul ini diasuh oleh KH. Raden Ibnu Hajar Sholeh atau akrab disapa dengan panggilan Mbah Benu. Menurut putra ketiga dari Mbah Benu ini, pengikut Jamaah Aolia cukup banyak tersebar di Jawa Tengah dan DIY. di Panggang Gunungkidul sendiri ada 10 titik.
Mengaku Anut Mazhab Ahlussunnah Wal Jamaah
Meski Tarawih dan puasa lebih awal, Jamaah Aolia ini mengaku menganut aliran Ahlussunnah Wal Jamaah. Mereka tetap berpegang teguh pada sunnah Nabi dan sunah Khulafaurrasyidin. Menurut Mbah Benu sebagai pengasuh Jamaah Aolia, perbedaan Jamaah Aolia dengan umat Muslim lain hanya pada pelaksanaan ibadah Ramadhan yang tidak mengikuti perhitungan dari pemerintah. Menurut Mbah Benu, jika ada Muhammadiyah mau awal Ramadhan tanggal 11 Maret ya boleh, pemerintah mau 12 Maret ya boleh tergantung keyakinan masing masing.
Pengasuh Jamaah Aolia Mengaku Keilmuannya Didapat Secara Laduni
Mengerjakan berbagai ibadah lebih awal, darimana ajaran nyeleneh ini berasal. Menurut putra ketiga dari pengasuh Jamaah Aolia. Mbah Benu memperoleh keilmuan secara Laduni. Ilmu tersebut turun secara tiba tiba kedalam diri Mbah Benu dari Allah. Menurut Mbah Benu, Jamaah Aolia tersebar di berbagai negara. Tidak hanya itu, penentuan Ramadhan dan waktu waktu ibadah lain juga mengikuti keputusan dari Mbah Benu tersebut.
Alasan Jamaah Aolia Menjalankan Ibadah Tarawih Dan Ramadhan Lebih Awal
Ketika ditanya kenapa menjalankan ibadah puasa serta tarawih lebih awal, Mbah Benu beralasan semata mata karena keyakinan menurutnya indonesia itu negara bebas. Mau puasa silahkan, tidak puasa juga silahkan. Menurutnya yang penting adalah menjaga persatuan dan kesatuan.
Tanggapan Netizen Terhadap Perilaku Jamaah Aolia yang Puasa Lebih Awal
Sesuatu yang berbeda tentu memicu kericuhan dimedia sosial. Tak ketinggalan dengan pelaksanaan tarawih lebih awal ini, netizen di Facebook juga ikut memberikan tanggapan. Ada yang mengejek ada juga yang membiarkan tindakan Jamaah Aolia di Gunungkidul tersebut asal tidak merugikan pihak lain.
Akun Dodi kusnadi misalnya berkomentar, “ mazhab mana ini? Apa mazhab kpu. Salah hitung hari di bulan syaban”. Pengguna facebook lain dengan username nasrol, memberikan komentar lebih lucu. Dia menulis, “mungkin stok beras sudah menipis sehingga puasanya dipercepat”.
Pengasuh Jamaah Aolia Tidak Keberatan Mendapatkan Ejekan di Media Sosial
Meski mendapatkan banyak ejekan dan cemoohan, Mbah Benu mengaku tidak masalah. Menurutnya di Jamaah Aolia tidak pernah diajarkan untuk menjelek-jelekan pihak lain. Dia justru mempersilahkan. Tak hanya itu, dia juga menghimbau agar jamaahnya tidak marah. Di dalam kamus Jamaah Aolia tidak ada kata marah.
Bagaimana tanggapanmu terhadap kehadiran Jamaah Aolia ini?
JogjaPost Jogja News Today. Presenting a variety of interesting information both local Jogja, national and even international. Follow us on Google News and other social media.