Penting bagi sebuah perusahaan untuk mengetahui Tingktan-tingkatan server pada system IT yang perusahaan gunakan. Karena pada saat ini apapun jenis perusahaanya, pasti menggunakan sebuah server pada system IT-nya.
Maka pada artikel ini kami berusaha menguraikan secara singkat dan mudah dipahami mengenai server, apa saja jenis-jenisnya dan tingkatan-tingkatan server yang ada.
Apakah Server Itu?
Server biasanya berada pada system computer yang berfungsi dalam memberikan pelayanan dan juga membatasi maupun mengontrol akses untuk klien pada sebuah jaringan yang ada di komputer.
Pada umumnya komputer yang digunakan sebagai sever akan memberikan layanan resource yang bisa kita gunakan untuk computer lainnya sebagai sebuah computer klien.
Apa Saja Jenis Server yang Ada?
Ada 8 jenis server yang perlu untuk kita ketahui. Apa sajakah?
1. Web Server
Biasanya web server kita pasang guna menyediakan layanan terkait permintaan data.
2. Streaming Server
Fungsi server ini untuk melayani terkait servis streaming data media. Contohnya music maupun video.
3. File Transfer Protocol (FTP) Server
Biasanya server ini digunakan sebagai protocol guna proses transfer data.
4. File Server
Fungsi dari server ini untuk membantu penyimpanan berbagai macam-macam file.
5. Game Server
Sebagaimana namanya jenis server ini kita gunakan untuk pusat penghubung antara pemain (klien) dengan pemain yang lain.
6. Database Server
Pada jenis server ini memiliki fungsi sebagai layanan penyimpanan data.
7. Mail Server
Fungsi server ini untuk membantu klien secara khusus di dalam hal berkirim surat.
8. Proxy Server
Jenis server ini memiliki fungsi sebagai komputer yang lainnya guna melaksanakan sebuah permintaan dari sebuah content internet.
Salah satu contoh prxy server yaitu V2ray Vmess server. V2ray ini berupa software VPN buatan V2ray.com gunanya adalah memberikan jaminan privasi ketika Anda terhubung dengan internet.
Ada banyak protocol yang mendukung V2ray antara lain Socks, VMess, Shadowsock maupun HTTP dan masih banyak lainnya.
Apa Saja Tingkatan-tingkatan Server Data Center?
Data center sebagai wadah penempatan sever memiliki tingkatan-tingkatan server yang memiliki fungsinya masing-masing. Tingkatan ini biasa kita sebut juga dengan kata ‘tier’. Terdapat 4 tingkatan atau tier yang ada pada data center.
Pemberian urutan peringkat ini terdapat dalam publikasi yang dilakukan oleh institusi ‘The Uptime’ dengan judul “industry standard tier classifications define site infrastructure performance”. Klasifikasi tier tersebut berdasarkan patokan dari bagaimana ketersediaan serta keamanan yang data center itu gunakan.
Tier 1. Basic Site Infrastructure
Pada tier 1 ini, data center-nya masih standar. Penggunaannya banyak oleh para perusahaan yang pengelolaan data center mereka dilakukan sendiri.
Pada setiap servernya di tier 1 ini hanya mempunyai 1 jalur listrik dan juga hanya memiliki 1 jalur untuk upstream provider internet.
Masih cukup rentan tenhadap gangguan (terencana maupun tidak terencana) karena pada sistemnya, data center ini tidak memakai redudansi.
Apabila terjadi error maupun kerusahan komponen, infrastruktur dari server akan terhenti, begitu pula ketika adanya proses maintenance.
Infrastruktur pendukung tersedian namun hanya bersifat opsional, seperti UPS, pemadaman dan pendingin. Akan lebih baik apabila infrastruktur tersebut ada disertai pelaksanaan backup ketika maintenance tengah berlangsung.
Tier 2. Redundant Site Infraastrukture Capacity Components
Jika sebelumnya pada tier 1 infrastruktur pendukung bersifat opsional, maka di tier 2 ini ketersediaanya adalah wajib ada.
Redundant atau sumber daya cadangan wajib dimiliki guna ketika terjadi gangguan apapun itu, maka data center masih aman. Sedangkan batas maksimal uptime yaitu 99,741% setara dengan 22 jam per tahun.
Ada beberapa syarat yang harus data center miliki di tier 2, yaitu:
- Pendingin ruangan menggunakan raised floor
- Generator listrik sendiri
- Ruang penyimpanan energy
- Pompa
- Tangki untuk bahan bakar
- UPS atau Uninterruptible Power Supply
- Sel bahan bakar
- Peralatan penolak panas
Desain pada tier 2 adalah N+1, yang berarti terdapat 1 tambahan backup di setiap insfrastrukturnya. Misal, N sama dengan jumlah UPS di data center yaitu 4. Maka +1 ialah tambahan untuk UPS. Sehingga totalnya terdapat 5 UPS.
Ketika sedang terjadi error atau pun maintenance, selalu kita lakukan shutdown pada server supaya kerusakan sistem dapat terhindari.
Tier 3. Concurrently Maintainable Site Infrastructure
Pada tier 3 ini kita tidak perlu melakukan shutdown lagi. Ketika sedang ada perawatan, baik itu penggantian komponen maupun ada gangguan teknik, kinerja server masih bisa terus berjalan secara normal.
Hal tersebut karena data center telah memiliki sumber listrik sendiri dan juga backup jaringan utama yang memadahi.
Selisih uptime pada tier 3 dari tier 2 ini sekitar 20 jam lebih, yaitu maksimal di 99,982% atau setara dalam datu tahun sekitar 1,5 jam.
Tier 4. Fault Tolerant Site Infrastructure
Tak berbada jauh dengan data center di tier 3, pada tier 4 ini memiliki tingkat maksimal toleransi server yang hanya 30 menit saja bisa downtime dalam kurun waktu 1 tahun. Uptime maksimal pada tier 4 yaitu 99,995%.
Desain data center pada tier 4 ini yaitu 2N+1 yang memiliki kemampuan bertahan selama 6 jam dari kegagalan kelistrikan atau sederhananya harus memiliki dua kali lipat backup.
Dengan beberapa informasi singkat mengenai server hingga tingkatan-tingkatan server di atas, kami harap bisa membantu menambah informasi yang Anda butuhkan dan bisa bermanfaat.
Organic SEO Spesialist
Temukan saya di Channel Youtube Zamhari Official