Banjir Demak Bagian dari Bencana Dahsyat Dalam Ramalan Jayabaya?

by -120 Views
bencana demak kaitannya dengan jangka jayabaya foto

Setiap kali terjadi bencana di pulau Jawa, ramalan Jayabaya selalu di -bawa-bawa. Jayabaya sendiri merupakan Raja yang diagungkan dari kerajaan Kediri. Ia berkuasa dari Tahun 1135 sampai Tahun 1159. Meski jadi raja dalam waktu singkat, namun Jayabaya dikenal dengan sifat bijaknya. Rakyat kediri waktu itu mengibaratkan sang raja sebagai Sang Hyang Wisnu yang diharapkan bisa mensejahterakan jagat raya.

Suka melakukan tirakat dan semedi, Jayabaya ini sering menuangkan isi pemikirannya ke dalam Tembang dan Kakawin. Beberapa tembang dan kakawin karya Jayabaya tersebut ada yang menggambarkan kehidupan tanah Jawa di masa depan. Oleh karena itulah sebagian karya Jayabaya ini disebut sebagai ramalan Jayabaya. Ramalan Jayabaya disebut juga dengan Jangka Jayabaya.

Isi Ramalan Jayabaya Terkait Bencana Dahsyat di Pulau Jawa

Salah satu isi ramalan Jayabaya tersebut adalah bahwa di tanah Jawa bakal terjadi bencana dahsyat. Saking dashyatnya, pulau Jawa diramalkan bakal terbelah dua. Selain itu, akibat bencana besar ini, penduduk Jawa yang selamat juga tinggal separuhnya saja.

“Pulo Jawa pecah dadi loro, wong Jowo kari separo”, begitulah kira kira bunyi Jangka Jayabaya terkait bencana dahsyat yang diramalkan bakal terjadi di pulau Jawa. Apakah bencana banjir dahsyat yang terjadi di Demak dan kota-kota lain di Jawa Tengah ini merupakan salah satu bencana yang diramalkan oleh Jayabaya? Berikut ini kami sajikan penjelasanya.

Apakah Banjir Demak Termasuk Salah Satu Bencana Yang Diramalkan Dalam Jangka Jayabaya?

Banjir Demak mulai terjadi sejak tanggal 5 Februari 2024. Penyebab banjir ini jebolnya tanggul sungai irigasi Jratunseluna, di Dukuh Tugu, Desa Ngemplik Wetan, Kecamatan, Karanganyar. Karena curah hujan di wilayah Demak, tanggul irigasi sungai ini jebol beberapa kali. Puncak bencana banjir terjadi ketika 4 titik di sungai irigasi ini jebol dalam waktu yang berdekatan.

Akibatnya 89 desa terendam banjir dan membuat 93.149 jiwa terdampak. Jumlah penduduk Demak yang harus mengungsi pun mencapai 22.752 jiwa yang tersebar di 45 titik pengungsian. Saking parahnya banjir di wilayah Demak ini, pemerintah setempat menerapkan Work From Home untuk para ASN. untungnya, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dalam bencana banjir di Demak ini.

Banjir Demak Bukan Salah Satu Bencana Yang Diramalkan Jayabaya

Meskipun terlihat parah, sepertinya bencana banjir Demak ini bukan bagian dari bencana yang diramalkan dalam ramalan Jayabaya. Bencana yang diramalkan dalam jangka Jayabaya terlalu dahsyat jika dibandingkan dengan bencana banjir Demak. Ramalan tersebut melibatkan gempa serta gunung meletus yang membuat Jawa terbelah jadi dua. Bencana dalam ramalan Jayabaya tersebut juga menelan banyak korban jiwa sehingga penduduk Jawa tinggal separuhnya saja.

Solusi Yang Diambil Pemerintah Untuk Menanggulangi Banjir Demak

Berlangsung dari tanggal 5 februari hingga 21 maret 2024 belum surut, banjir di Demak ini tergolong lambat ditangani. Meski meski begitu, pemerintah setempat ternyata juga sudah melakukan berbagai upaya untuk menyelesaikan bencana banjir ini. Salah satunya adalah dengan mengerahkan pompa untuk mengeringkan banjir di beberapa wilayah, serta memperbaiki tanggul yang jebol.

Di wilayah Demak kota misalnya, Mesin pompa penyedot air milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dikerahkan. Target dari BNPB, bencana banjir yang melanda kabupaten Demak dansekitarnya akan surut dalam 3 hari.

Apakah Banjir Demak Merupakan Pertanda Munculnya Kembali Selat Muria Yang Menghilang Sejak 2000 Tahun?

Selat Muria merupakan bagian dari perairan purba di pulau Jawa. Selat ini menjadi jalur pelayaran perdagangan kuno yang menghubungkan kota kota di Jawa Tengah dengan pulau pulau lain seperti, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi Dan Maluku. Selain itu, Selat Muria ini melewati beberapa kota di Jawa Tengah seperti Pati, Demak, Grobogan, Rembang dan kudus.

Bagaimana Selat Muria bisa menghilang? Penyebab menghilangnya Selat Muria ini karena terjadi pendangkalan akibat menumpuknya endapan sedimen yang dibawa sungai sungai dari perbukitan muria. Apakah banjir Demak bisa memicu munculnya kembali Selat Muria yang sudah hilang selama 2000 tahun? Pakar Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Eko Soebowo memberikan penjelasan.

Seperti yang kami kutip dari laman CNBC, banjir yang terjadi di Demak saat ini tidak bisa diartikan sebagai kembalinya Selat Muria yang sudah lama hilang. Alasannya banjir justru membuat permukaan tanah semakin tinggi. Banjir material sedimen yang akhirnya akan mengendap setelah surut.

Selat Muria bisa muncul lagi, namun penyebabnya bukan karena banjir seperti yang terjadi saat ini. Selat Muria bisa muncul jika proses penurunan permukaan tanah yang sudah terjadi saat ini di wilayah Demak terus berlanjut. Sebagai informasi, di wilayah Demak dan sekitarnya, saat ini permukaan tanah memang mengalami penurunan dengan laju tertinggi 10 cm per tahun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *